Ketika kamu mengalami ghosting, terutama oleh seseorang yang kamu pikir memiliki hubungan baik denganmu, rasanya bisa campur aduk—ada perasaan marah, kecewa, dan bahkan bertanya-tanya apa yang salah. Ghosting ini, yaitu ketika seseorang tiba-tiba memutus komunikasi tanpa penjelasan, bisa menimbulkan keraguan pada diri sendiri dan memengaruhi semangat kita. Tapi jangan khawatir, ada beberapa langkah praktis untuk menghadapinya dan membangkitkan kembali semangatmu.
Pertama, penting untuk memahami bahwa ghosting bukan tentang kamu; ini lebih banyak soal pilihan dan pola perilaku orang lain. Dalam banyak kasus, ghosting adalah cara mereka menghindari percakapan sulit, mungkin karena mereka tidak siap untuk berbicara terbuka atau merasa canggung. Jadi, jangan buru-buru berpikir bahwa ghosting ini terjadi karena kamu melakukan sesuatu yang salah.
Kamu mungkin pernah mengalami situasi seperti ini: kamu sudah sering chatting dengan seseorang yang tampaknya klik, dan tiba-tiba tanpa tanda-tanda, mereka berhenti merespons. Di sini, perasaan frustrasi dan kebingungan muncul, benar? Tetapi, daripada memikirkan hal-hal yang tidak pasti, cobalah berfokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Dalam situasi seperti ini, praktikkan sikap menerima bahwa “hal ini memang terjadi,” lalu beralih untuk fokus pada dirimu sendiri.
Untuk bangkit kembali dan mengembalikan semangat, kamu bisa coba beberapa langkah ini:
- Berikan ruang dan waktu pada diri sendiri. Alih-alih memikirkan balasan yang tidak kunjung datang, gunakan waktumu untuk hal-hal yang kamu sukai. Pergilah melakukan aktivitas yang membuatmu merasa hidup—entah itu berolahraga, mengembangkan hobi baru, atau berkumpul dengan teman-teman yang selalu mendukungmu. Ini adalah waktu yang baik untuk memberi perhatian pada dirimu sendiri dan menyadari bahwa kebahagiaanmu tidak tergantung pada orang lain.
- Refleksi diri tanpa menyalahkan diri sendiri. Kadang kita cenderung menuduh diri sendiri jika di-ghosting. Tetapi, cobalah gunakan pendekatan positif untuk memahami apa yang sebenarnya kamu cari dalam hubungan atau komunikasi itu. Pertanyaan seperti “Apa yang membuatku nyaman dalam sebuah hubungan?” bisa membantu kamu mendapatkan kejelasan tentang apa yang benar-benar penting buatmu. Contoh: Kamu bisa mencoba menuliskan hal-hal yang kamu inginkan dalam komunikasi atau hubungan ideal, sehingga kamu punya gambaran lebih jelas ke depan.
- Tetapkan batasan yang lebih sehat. Setelah kamu beranjak dari perasaan kecewa, gunakan pengalaman ini untuk membuat batasan emosional yang lebih kuat. Artinya, jangan langsung memberikan seluruh emosimu di awal hubungan. Dengan cara ini, kamu bisa menjaga diri lebih baik dan mengurangi risiko merasa patah hati jika situasi serupa terjadi lagi.
Untuk membangkitkan semangat, ingatkan dirimu akan hal-hal positif yang sudah kamu capai. Kamu bisa membuat daftar pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih, atau mungkin menjalani aktivitas yang bisa meningkatkan rasa percaya dirimu. Dalam situasi ghosting, kendali ada di tanganmu—bukan di orang lain. Kamu punya kekuatan untuk memilih bagaimana bereaksi dan bagaimana bangkit kembali.
Mengatasi ghosting memang butuh waktu, tapi ingat, proses ini membantu kamu memahami nilai dirimu dan apa yang pantas kamu dapatkan. Dengan belajar dari pengalaman ini, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih siap untuk hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai di masa depan.
Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Beliau membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285