Kesalahan terbesar Teori kepemimpinan selama 100 tahun. Pemimpin = pembantu tim! Servant Leadership.  

LEADERSHIP, Pelatihan Bisnis, UMKM

servant leadership

Kamu pasti pernah waktu rapat dan ngeliat kondisi tim kamu. Ada ketegangan, dan beberapa anggota tim tampaknya merasa tertekan. 

Lalu kamu berpikir, “Gimana ya, caranya supaya semua anggota tim merasa didukung dan dihargai, sambil tetap mencapai target?” Di sinilah konsep servant leadership atau kepemimpinan yang melayani masuk ke dalam gambarannya.

Apa Itu Servant Leadership?

Servant leadership, atau kepemimpinan yang melayani, adalah gaya kepemimpinan yang menempatkan kebutuhan, pengembangan, dan kesejahteraan anggota tim di atas kepentingan pribadi atau posisi. 

Dalam konsep ini, pemimpin berfokus pada memberdayakan tim, bukan sekadar memberikan perintah atau mengejar hasil. Istilah ini dipopulerkan oleh Robert Greenleaf pada tahun 1970-an, dengan tujuan membentuk pemimpin yang melayani orang lain agar setiap anggota bisa tumbuh dan berkontribusi.

Keuntungan Melakukan Servant Leadership

  1. Meningkatkan Loyalitas dan Produktivitas
    Dengan pendekatan servant leadership, anggota tim merasa lebih dihargai dan diperhatikan, yang secara otomatis akan meningkatkan loyalitas mereka. Ketika mereka tahu pemimpinnya peduli, motivasi kerja mereka juga meningkat, dan mereka lebih bersemangat mencapai target bersama-sama.
  2. Menciptakan Lingkungan yang Supportive
    Servant leadership menciptakan budaya saling dukung di mana setiap orang merasa aman untuk berbicara, berekspresi, bahkan membuat kesalahan. Ini bukan hanya membuat lingkungan lebih positif, tapi juga mendorong inovasi dan kreativitas.
  3. Menguatkan Sense of Belonging
    Ketika anggota tim merasa didengar, didukung, dan diperhatikan oleh pemimpinnya, mereka lebih merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini meningkatkan rasa memiliki atau “sense of belonging” dalam organisasi. Dengan rasa ini, anggota tim jadi lebih terlibat secara emosional, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

Bahaya dari Servant Leadership

Meskipun servant leadership punya banyak keuntungan, ada beberapa tantangan atau risiko:

  1. Mudah Dimanfaatkan
    Ada risiko jika beberapa anggota tim memanfaatkan kebaikan pemimpin yang menerapkan servant leadership. Mereka mungkin menganggap keleluasaan sebagai kesempatan untuk bekerja seenaknya.
  2. Menguras Energi Pemimpin
    Pemimpin yang selalu memprioritaskan kebutuhan tim di atas dirinya sendiri bisa merasa terkuras, baik secara fisik maupun mental. Menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan tim dan menjaga kesehatan mental sendiri sangat penting dalam servant leadership.
  3. Keputusan Bisa Terhambat
    Karena servant leader lebih berfokus pada mendengarkan masukan daripada langsung memutuskan, hal ini bisa membuat proses pengambilan keputusan lebih lama. Ini mungkin kurang ideal di situasi yang membutuhkan tindakan cepat.
arti servant leadership

Cara Melakukan Servant Leadership yang Meningkatkan Sense of Belonging

  1. Mendengarkan Aktif dan Memberi Tanggapan yang Peduli
    Cobalah mendengarkan setiap ide atau masukan dari anggota timmu dengan sepenuh hati. Saat mereka merasa didengarkan, mereka juga akan merasa lebih berarti. Misalnya, jika seorang anggota tim mengatakan bahwa mereka sedang mengalami kesulitan tertentu, tanggapi dengan empati dan tawarkan dukungan konkret.
  2. Memberikan Kebebasan dan Kepercayaan untuk Berkembang
    Bantu anggota timmu berkembang dengan memberi mereka ruang untuk mengambil tanggung jawab dan mengembangkan keterampilan. Dengan memberikan kesempatan untuk berkembang, kamu menunjukkan bahwa kamu percaya pada kemampuan mereka, yang secara tidak langsung meningkatkan rasa memiliki mereka.
  3. Terlibat Langsung dalam Kegiatan Tim
    Jangan segan untuk “turun tangan” dalam proyek yang sedang dikerjakan oleh timmu. Ini menunjukkan bahwa kamu bukan hanya seorang pemimpin yang memberi perintah, tapi juga bagian dari tim yang mau bekerja bersama mereka. Misalnya, ikut serta dalam brainstorming atau membantu mereka mengatasi masalah sehari-hari.
  4. Berikan Pengakuan dan Apresiasi yang Tulus
    Cobalah untuk rutin memberikan apresiasi atas usaha dan kontribusi anggota tim. Pengakuan ini akan membuat mereka merasa dihargai dan diakui, yang meningkatkan sense of belonging secara signifikan.
  5. Tetapkan Batas Sehat untuk Dirimu Sendiri
    Sebagai servant leader, sangat penting untuk menjaga batasan agar tidak terlalu terkuras secara emosional. Luangkan waktu untuk merawat dirimu sendiri dan jangan ragu untuk mendelegasikan tugas kepada orang lain saat perlu. Seimbangkan antara mendukung tim dan menjaga energi pribadi agar kamu bisa memberikan yang terbaik.

Contoh Praktis

Bayangkan kamu memimpin proyek dan salah satu anggota timmu, sebut saja Andi, tampak kehilangan semangat. Sebagai seorang servant leader, langkah yang bisa kamu ambil adalah mendekati Andi, menanyakan kabarnya, dan dengan penuh perhatian mendengarkan permasalahannya. 

Setelah itu, kamu bisa menawarkan solusi atau sumber daya tambahan yang dapat membantunya menyelesaikan tugas. Di sisi lain, kamu juga tetap mendorong Andi untuk mencari solusi sendiri agar dia merasa dipercayai dan bertumbuh.

Kesimpulan

Servant leadership adalah gaya kepemimpinan yang melayani dan mendukung tim, yang bisa membangun loyalitas, kreativitas, dan sense of belonging di antara anggota tim. Meskipun memiliki beberapa risiko, dengan batasan yang tepat, servant leadership dapat menjadi pendekatan yang sangat kuat dalam membangun tim yang solid dan berkomitmen. Sebagai pemimpin, kamu dapat mencoba teknik ini dengan mengutamakan empati, kepercayaan, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan tim.

Biodata penulis : 
Gladys P Antariksa
Adalah seorang pengusaha, pembicara, trainer dan coach yang sudah mengajarkan berbagai materi seperti kepemimpinan, teamwork, service of excellence dan komunikasi kepada puluhan perusahaan sejak 2013. 
Jika Anda tertarik untuk belajar bersama coach Gladys segera hubungi kami di 
+628953 4295 4171

Awas !!! Ketinggalan Jaman ! bUKAN KEBETULAN aNDA MEMBACA arTIKEL INI.

Ilmu Digital Marketing adalah ilmu yang wajib dikuasai semua orang.

Dapatkan Kelas Digital Marketing hanya Rp 2.970 per Materi

Cek Link ini : Daftar Kelas Digital Marketing

Kebenaran tentang Overthinking ! Gak bahaya asalkan kamu jangan banyak inner critic ya.

Bayangkan ini: Kamu sedang mempersiapkan presentasi penting di kantor. Kamu sudah berlatih berjam-jam, menyusun slide yang sempurna, dan memastikan semuanya rapi. Tapi saat berdiri di depan cermin, suara kecil di dalam kepalamu mulai bicara, “Kamu nggak cukup bagus....

Sabar kamu gak males kamu cuman burnout. Yuk semangat lagi artikel ini

Bayangkan ini: Kamu sudah bekerja non-stop selama tiga bulan terakhir. Setiap hari penuh dengan deadline, meeting, dan revisi yang seakan tidak ada habisnya. Akhir pekan? Ah, jangan harap bisa santai, karena ada kerjaan tambahan yang harus diselesaikan. Kamu merasa...

Bahaya yang gak keliatan ! Ternyata Cognitive dissonance yang bikin kamu stress

Kamu sedang duduk di sebuah kafe dengan seorang teman baikmu, Andi. Obrolan awalnya santai, membahas pekerjaan dan rencana liburan. Namun, suasana berubah ketika kamu membahas investasi. Kamu mengatakan, “Menurutku, investasi di reksa dana lebih aman untuk pemula.”...

Tim Anda Sering Salah Paham? Mungkin Ini Penyebabnya (dan Solusinya)!

Apa Hubungan Critical Thinking dengan Kemampuan Berargumen? Rahasia di Balik Argumen yang Meyakinkan Contoh Nyata di Dunia Kerja: Ketika Logika Mengalahkan Emosi Bagaimana In-House Training Bisa Membangun Skill Ini? Pernah memperhatikan bagaimana beberapa orang bisa...

Mengapa Banyak Leader yang banyak disukai pasti Gagal? Ini Fakta Mengejutkannya

Pengantar: Antara Emosi dan Logika Kenapa EQ Saja Tidak Cukup Bias: Si Penyusup dalam Pikiran Mengapa Critical Thinking adalah Tamengnya Pernah nggak kamu ketemu orang yang super baik, empatinya tinggi banget, semua orang suka sama dia, tapi… ketika harus ambil...

Tim Anda Sering Mentok Saat Rapat? Ini 3 Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari

Dilema Brainstorming: Kritis vs. Kreatif Kapan Harus "Mode Kritis" dan Kapan Harus "Mode Kreatif"? Contoh Nyata di Dunia Kerja: Efek Salah Timing Tips Menerapkan In House Training untuk Brainstorming Efektif Brainstorming yang Efektif: Kapan Harus Kritis dan Kapan...

90% Inovasi Brilian Lahir dari Dua Hal Ini. Kamu Udah Punya Belum?

Mengapa Critical Thinking dan Kreativitas Itu Penting? Peran Kombinasi Dua Skill Ini dalam Inovasi Bisnis Contoh Nyata Inovasi yang Berawal dari Cara Pikir Kritis dan Kreatif Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus-Kasus Ini? Kalau kita ngomongin inovasi dalam bisnis,...

HATI HATI Data Anda Bohong ! Cara menghindari salah analisis Pakai Critical Thinking!

Kenapa Analisis Data Sering Menyesatkan? 5 Jebakan Analisis Data yang Paling Umum (dan Cara Menghindarinya) Peran Critical Thinking dalam Membaca Data dengan Objektif Solusi Praktis: In House Training untuk Tim Lebih Kritis Kenapa Analisis Data Sering Menyesatkan?...

Rata rata orang gak punya self-disclosure makanya sering dimanfaatin ! BAHAYA loh

Bayangkan kamu lagi duduk di kafe sama sahabatmu. Setelah beberapa tegukan kopi, suasana makin hangat, dan kamu mulai merasa nyaman untuk berbagi cerita. Kamu mulai buka-bukaan soal pengalaman pribadi, sesuatu yang mungkin biasanya kamu simpan sendiri. Nah, momen ini...

Rahasia Tim Hebat yang Jarang Diajarkan di Kampus atau Seminar!

Kenapa tim hebat butuh lebih dari sekadar kompak? Hubungan antara berpikir kritis dan kerja sama tim Contoh nyata di kantor: konflik yang bisa dihindari Bagaimana cara melatih critical thinking di tim? Kalau kita ngomongin soal kerja tim, biasanya yang langsung...