Bayangkan ini: Kamu sedang mempersiapkan presentasi penting di kantor. Kamu sudah berlatih berjam-jam, menyusun slide yang sempurna, dan memastikan semuanya rapi. Tapi saat berdiri di depan cermin, suara kecil di dalam kepalamu mulai bicara, “Kamu nggak cukup bagus. Semua orang pasti akan melihat kesalahanmu. Kamu nggak pantas untuk berhasil.”
Tiba-tiba, kepercayaan dirimu goyah. Padahal, kamu sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Suara kecil itu, yang sering kita sebut inner critic, bisa menjadi penghalang besar dalam perjalanan menuju kesuksesan dan kebahagiaanmu.

Apa Itu Inner Critic dalam Psikologi?
Inner critic adalah suara internal yang memberikan kritik atau evaluasi terhadap dirimu sendiri. Dalam psikologi, ini adalah bagian dari dialog internal yang muncul akibat pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang kita pelajari, dan ekspektasi sosial.
Sebenarnya, inner critic tidak selalu buruk. Dalam dosis yang sehat, dia membantu kita untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan mencegah kesalahan yang sama terulang. Tapi, masalah muncul ketika kritik ini menjadi terlalu keras, berlebihan, atau tidak proporsional dengan kenyataan.
Apa Bahaya Jika Terlalu Sering Melakukan Inner Critic yang Salah?
- Menurunkan Kepercayaan Diri
Ketika suara dalam kepala terus-menerus mengatakan bahwa kamu tidak cukup baik, lama-lama kamu mulai mempercayainya. Ini bisa membuatmu ragu mengambil peluang besar dalam hidup.
Contoh: Kamu menolak promosi di tempat kerja karena merasa tidak mampu, padahal atasanmu percaya pada kemampuanmu. - Meningkatkan Risiko Stres dan Depresi
Kritik yang berlebihan menciptakan tekanan mental yang bisa berdampak pada kesehatan psikologis. Kamu jadi lebih mudah merasa cemas dan bahkan terjebak dalam perasaan tidak berharga. - Membuat Hubungan Bermasalah
Jika kamu terus-menerus merasa tidak cukup baik, itu bisa memengaruhi cara kamu berinteraksi dengan orang lain. Kamu mungkin jadi terlalu defensif, mudah tersinggung, atau menarik diri dari hubungan. - Menghambat Kreativitas dan Inovasi
Inner critic yang keras membuatmu takut mengambil risiko atau mencoba hal baru karena takut gagal atau dikritik.
Bagaimana Melakukan Inner Critic yang Sehat?
- Kenali Suara Inner Critic
Langkah pertama adalah menyadari kapan inner critic mulai berbicara. Biasanya, suara ini muncul saat kamu merasa tidak nyaman, menghadapi tantangan besar, atau setelah membuat kesalahan.
Tips Praktis: Cobalah mencatat pikiran negatif yang muncul. Misalnya, tulis di jurnal, “Hari ini aku merasa gagal karena…” Dengan mengenal pola pikir ini, kamu bisa mulai mengendalikannya. - Ubah Perspektif Inner Critic
Daripada membiarkan inner critic menjadi musuh, ubah cara kamu melihatnya. Anggap suara ini sebagai mentor yang terlalu jujur tapi bermaksud baik. Tugasmu adalah menyaring kritik yang membangun dan membuang yang destruktif.
Contoh: Jika suara itu berkata, “Kamu payah dalam berbicara di depan umum,” ubah menjadi, “Kamu bisa belajar untuk lebih baik dalam berbicara di depan umum.” - Latih Self-Compassion
Berbicara pada diri sendiri dengan belas kasih adalah cara ampuh untuk menyeimbangkan inner critic. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang akan aku katakan pada sahabatku jika dia mengalami hal ini?” Lalu gunakan kata-kata itu pada dirimu sendiri. - Gunakan Fakta untuk Melawan Kritik yang Tidak Rasional
Tantang pikiran negatif dengan fakta. Jika inner critic berkata kamu gagal total dalam suatu proyek, lihat kembali data atau umpan balik dari orang lain. Biasanya, kenyataannya tidak seburuk yang kamu pikirkan. - Cari Dukungan Eksternal
Kadang, kita membutuhkan perspektif dari orang lain untuk melawan kritik internal yang terlalu keras. Bicarakan perasaanmu dengan teman, mentor, atau bahkan terapis. - Praktikkan Mindfulness
Meditasi atau teknik pernapasan bisa membantu kamu menyadari bahwa pikiran hanyalah pikiran, bukan fakta. Ini membantu kamu menjaga jarak dari kritik internal yang destruktif.

Contoh Situasi dan Solusi
- Situasi: Kamu gagal memenuhi target penjualan bulanan dan inner critic mulai menyerang, “Ini karena kamu malas dan tidak berbakat.”
- Solusi: Akui perasaan kecewa, lalu tanyakan, “Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki strategi ini?” Fokus pada solusi, bukan menyalahkan diri sendiri.
- Situasi: Saat diminta memimpin proyek, kamu ragu dan berpikir, “Aku tidak cukup pintar untuk ini.”
- Solusi: Ingatkan dirimu pada pengalaman sukses sebelumnya dan bagaimana kamu sudah diandalkan oleh timmu.
Kesimpulan
Inner critic adalah bagian alami dari diri kita, tapi cara kita meresponsnya menentukan apakah itu menjadi alat untuk pertumbuhan atau penghalang kesuksesan. Dengan mengenal, mengelola, dan melatih inner critic yang sehat, kamu bisa mengubah suara yang awalnya destruktif menjadi pemandu yang membangun.
Jadi, saat suara kecil itu muncul lagi, berhenti sejenak, dengarkan, lalu jawab dengan belas kasih dan fakta. Ingat, kamu selalu punya pilihan untuk menjadi sahabat terbaik bagi dirimu sendiri. 🌟
Profil coach Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285