Apakah kamu lagi ngalamin ini ? Kamu sedang bekerja di sebuah perusahaan yang punya target tinggi, banyak proyek, dan tim yang super sibuk. Awalnya, kamu mungkin merasa sangat termotivasi—banyak hal menarik untuk dipelajari, pengalaman kerja yang kaya.

 Namun, lama-lama kamu merasa waktu pribadimu terus tergerus. Bahkan di akhir pekan, kamu masih mendapat pesan atau email terkait pekerjaan. Energi semakin terkuras, kesehatanmu terganggu, dan hubungan dengan orang-orang terdekat mulai terabaikan. Ini adalah contoh ketika work-life balance terabaikan.

Apa Arti Work-Life Balance di Dunia Kerja?

Secara sederhana, work-life balance adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ini adalah kondisi di mana seseorang bisa menyelesaikan tugas kerjanya dengan baik tanpa mengorbankan waktu, kesehatan, atau hubungan pribadinya. Work-life balance bukan tentang membatasi waktu kerja saja, tapi juga memastikan bahwa orang memiliki energi dan fokus yang cukup untuk menjalani kehidupan pribadi mereka dengan bahagia dan bermakna.

Work-life balance sangat penting karena memberikan ruang bagi kita untuk mengisi ulang energi. Bayangkan jika baterai ponsel kita tidak pernah diisi—akan mati, kan? Sama halnya dengan tubuh dan pikiran kita. Dengan work-life balance, kita punya kesempatan untuk merawat diri, mengembangkan minat lain, dan menjalani hidup yang seimbang.

work life balance

Apa Bahaya Sebuah Tim yang Tidak Memiliki Work-Life Balance?

  1. Burnout atau Kelelahan Mental
    Ketika tim terus bekerja tanpa jeda yang cukup, anggota tim akan lebih mudah mengalami burnout. Burnout ini sering ditandai dengan perasaan lelah terus-menerus, kehilangan motivasi, bahkan sinisme terhadap pekerjaan. Akhirnya, produktivitas menurun, dan kualitas kerja ikut terpengaruh.
  2. Tingkat Stres yang Tinggi
    Beban kerja yang berlebihan membuat seseorang sulit untuk melepaskan diri dari stres. Ketika anggota tim berada dalam kondisi ini, mereka lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental dan fisik. Stress berlebihan bahkan bisa menyebabkan masalah kesehatan kronis, seperti hipertensi dan gangguan tidur.
  3. Hubungan Kerja yang Terganggu
    Ketika orang merasa lelah, mood mereka juga terpengaruh. Ini bisa berakibat pada hubungan kerja yang buruk, seperti konflik atau miskomunikasi dengan rekan kerja. Ketika setiap orang dalam tim merasa kelelahan, koordinasi menjadi sulit dan akhirnya mengganggu sinergi tim secara keseluruhan.
  4. Tingkat Turnover yang Tinggi
    Ketika tim tidak memiliki work-life balance, kemungkinan besar anggota tim akan memilih meninggalkan perusahaan untuk mencari lingkungan yang lebih baik. Tingkat turnover yang tinggi akan merugikan perusahaan karena biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru meningkat.

Bagaimana Membuat Budaya Work-Life Balance di Tempat Kerja?

  1. Buat Aturan yang Jelas tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
    Langkah pertama adalah menetapkan aturan yang jelas mengenai jam kerja dan waktu istirahat. Jangan biarkan anggota tim merasa harus tersedia 24/7. Misalnya, tetapkan kebijakan bahwa setelah jam kerja, pesan atau email tidak harus segera direspons kecuali dalam situasi yang benar-benar darurat.
  2. Contohkan dengan Sikap Pemimpin
    Pemimpin memiliki peran besar dalam membentuk budaya work-life balance. Jika kamu sebagai pemimpin selalu merespons email di luar jam kerja atau mengadakan rapat pada akhir pekan, anggota tim akan merasa mereka juga harus mengikuti pola yang sama. Jadi, tunjukkan bahwa kamu menghargai waktu pribadi. Misalnya, jika rapat tidak mendesak, jadwalkan di jam kerja saja, bukan di luar jam kerja.
  3. Dukung Fleksibilitas dalam Bekerja
    Memberikan fleksibilitas dalam jam kerja atau lokasi kerja bisa sangat membantu. Contoh, jika seorang anggota tim punya keperluan pribadi di pagi hari, berikan opsi untuk mulai bekerja lebih siang atau bekerja dari rumah. Fleksibilitas seperti ini memungkinkan orang mengatur waktunya sendiri tanpa harus merasa tertekan oleh aturan yang kaku.
  4. Ajak Tim Mengatur Prioritas dan Delegasi Tugas
    Terkadang, anggota tim merasa terjebak karena mereka merasa semua pekerjaan harus diselesaikan sendiri. Ajari mereka cara mengatur prioritas, sehingga mereka bisa fokus pada tugas yang paling penting. Selain itu, dorong budaya saling mendukung dengan cara mendelegasikan tugas yang bisa dibantu oleh rekan lainnya. Dengan begitu, mereka tidak merasa kewalahan dengan beban kerja yang terlalu berat.
  5. Promosikan Kesehatan Fisik dan Mental
    Sebagai pemimpin, kamu juga bisa mengadakan program atau kegiatan yang mendukung kesehatan fisik dan mental. Misalnya, menyediakan ruang relaksasi di kantor, mengadakan sesi meditasi mingguan, atau bahkan mengajak tim untuk berolahraga bersama. Program-program ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan kesejahteraan karyawannya, yang tentunya akan mendorong semangat mereka untuk bekerja lebih baik.
cara untuk work life balance

Contoh Praktik Work-Life Balance yang Bisa Diterapkan

Misalnya, di perusahaanmu terdapat kebijakan yang mendorong karyawan untuk mengambil cuti secara berkala tanpa rasa khawatir akan pekerjaan yang tertinggal. Dengan begitu, setiap orang tahu bahwa mereka punya waktu yang cukup untuk istirahat dan menyegarkan pikiran. Selain itu, setiap hari Jumat, bisa ada waktu untuk “no meeting,” di mana karyawan tidak perlu menghadiri rapat dan bisa fokus pada tugas mereka tanpa gangguan.

Kamu juga bisa membuat aturan untuk menghargai jam kerja dengan menunda pesan atau email hingga jam kerja berikutnya. Aturan-aturan seperti ini memang terkesan sederhana, tapi dampaknya sangat besar bagi kualitas hidup dan produktivitas tim.

Kesimpulan

Work-life balance adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam sebuah tim. Dengan work-life balance, kamu memberikan ruang bagi anggota tim untuk mengelola stres, menjaga kesehatan, dan tetap produktif. Tim yang tidak memiliki work-life balance lebih rentan terhadap burnout, stres, dan konflik. Jika dibiarkan, ini bisa mengganggu produktivitas dan bahkan menyebabkan turnover karyawan yang tinggi.

Sebagai pemimpin, kamu bisa membangun budaya work-life balance dengan contoh yang baik, menetapkan batasan yang jelas, serta mendukung fleksibilitas dan kesehatan tim. Dengan langkah-langkah ini, kamu tidak hanya meningkatkan kinerja tim, tapi juga membantu mereka menjalani hidup yang seimbang dan berkualitas, sehingga tim bisa berkembang dan memberikan kontribusi terbaiknya.

Biodata penulis :
Gladys P Antariksa
Adalah seorang pengusaha, pembicara, trainer dan coach yang sudah mengajarkan berbagai materi seperti kepemimpinan, teamwork, service of excellence dan komunikasi kepada puluhan perusahaan sejak 2013.
Jika Anda tertarik untuk belajar bersama coach Gladys segera hubungi kami di
+628953 4295 4171

Ingin Meningkatkan Kepercayaan Diri, Karir atau Bisnis? Yuk Ikut Seminar Public Speaking di Bandung

Mau Ebook & Webinar Gratis

ebook gratis

Silahkan Isi Form Berikut Ini Dulu :

Siapa yang jadi penghambat kamu sukses ? Diri kamu sendiri ! Kamu lagi self sabotage ! 

Ketika Kamu Jadi Musuh Terbesar Dirimu Sendiri: Memahami Self-Sabotage Kamu baru saja mendapatkan kesempatan emas—promosi yang sudah lama kamu impikan. Tapi entah kenapa, alih-alih langsung mengambil langkah maju, kamu malah menunda-nunda mengerjakan presentasi...

Cara terefektif buat stress ! Runination. Kamu pasti pernah ngalamin kan ? ato lagi ngalamin ?

Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.  Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar,...

Pada akhirnya ini yang akan buat hidup kamu bahagia ! Self Actualization. Semakin cepet sadar semakin bagus

Kamu pernah mengalami ini ? Atau sedang mengalami ini ? sedang duduk di ruang kerja, memandangi layar laptop, merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Pekerjaan berjalan lancar, keluarga mendukung, teman-teman pun selalu ada untukmu. Tapi tetap saja, ada...

Kamu punya teman yang gak suka diajak pergi ? bukan sombong tapi dia punya social anxiety.

Misalkan Kamu dan temanmu, sebut saja Nina, duduk di sebuah kafe. Kamu menikmati suasana, tetapi Nina terlihat gelisah. Dia terus-menerus memeriksa sekelilingnya, seperti memastikan tidak ada yang memperhatikan. Ketika pelayan datang, kamu yang akhirnya memesan...

Nyesel banget harusnya dari dulu tau Kalau teman saya punya ciri ciri Narcissistic Personality Disorder, Cek temen kamu juga ya

Kamu punya teman, sebut saja namanya Ryan. Ryan ini selalu jadi orang pertama yang angkat bicara dalam grup. Kalau ada cerita, dia selalu memastikan ceritanya adalah yang paling seru, paling penting, dan tentu saja, semua mata harus tertuju padanya. Awalnya, kamu...

Hal terpenting di dunia. Saat ini. Lakukan terbaik dengan mindfullness

Yesterday is history, Tomorrow is mystery, Now is a gift. That’s why we called it present. Kamu pernah nggak merasa kayak hidupmu berjalan di autopilot? Jalan sendiri gak jelas arahnya Misalnya, kamu sedang minum kopi di pagi hari, tapi pikiranmu sudah sibuk...

Kamu tuh pinter tapi sayang neuroplasticity kamu jelek. Mau tingkatin neuroplasticity? Pelajari disini.

Kamu pernah nggak merasa stuck, seperti nggak bisa belajar hal baru atau sulit berubah dari kebiasaan lama? Contohnya, saat kamu mencoba belajar bahasa baru, rasanya otakmu seperti "nggak mau jalan." Tapi, suatu hari, ada momen kecil yang mengubah segalanya. Misalnya,...

Pantes gak kritis, kamu kejebak confirmation bias kan ? Pelajari biar kamu lebih kritis.

Bayangkan ini: Kamu sedang berdiskusi dengan teman-teman kantor tentang proyek baru. Kamu yakin banget bahwa ide yang kamu ajukan adalah yang paling efektif. Lalu, ketika ada data yang menunjukkan kalau pendekatan lain mungkin lebih baik, kamu malah sibuk mencari...

2 tipe manusia waktu ngadepin masalah, flight or fight. Mana yang bagus buat mental health ?

Bayangkan ini, kamu sedang berada di ruang kerja, tenggelam dalam laporan yang harus selesai sebelum jam lima sore. Tiba-tiba, bosmu masuk dengan wajah serius dan berkata, “Ada masalah besar. Klien kita tidak puas, dan kita butuh solusi cepat!” Kamu langsung merasa...

Mau terus semangat ? Kamu harus dapetin positive reinforcement waktu kerja ! 

Ceritanya, kamu adalah seorang manajer baru di sebuah perusahaan. Ada seorang karyawan, Andi, yang kelihatannya selalu datang tepat waktu dan rajin menyelesaikan pekerjaannya. Tapi, kamu merasa ada yang kurang. Kinerjanya konsisten, tapi dia terlihat datar—seolah-olah...