Pernah nggak, kamu lagi niat bantu teman dengan saran yang positif, eh, malah dibalas dengan clapback—respon tajam atau sarkastik yang bikin suasana jadi nggak nyaman? Pasti rasanya nggak enak, kan? Apalagi kalau kamu hanya ingin membantu, tapi malah terjebak dalam respons yang defensif.
Tenang, kamu nggak sendirian. Clapback itu memang bisa bikin kesal, tapi kalau kamu tahu cara menanggapi dengan bijak, bisa lho percakapan tetap berjalan lancar dan tanpa drama.
1. Jangan Langsung Bereaksi, Beri Jeda Sebentar
Langkah pertama yang harus kamu lakukan ketika dihadapkan dengan clapback adalah jangan langsung bereaksi. Wajar banget kalau kamu merasa kesal atau terkejut dengan respons yang tajam, tapi reaksi spontan seringkali malah memperburuk keadaan. Cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan beri jeda beberapa detik sebelum memberikan respon. Misalnya, ketika kamu memberikan saran yang tulus, dan dia membalas dengan, “Ah, kayak kamu lebih tahu aja,” jangan buru-buru membalas dengan nada yang sama atau lebih tajam. Memberi ruang untuk diri sendiri untuk merenung sejenak bisa menghindarkan kamu dari eskalasi konflik yang tidak perlu.
Contoh Praktis:
Katakanlah kamu memberi saran karier kepada temanmu yang merasa stuck di pekerjaannya, dan dia balas dengan sinis, “Ah, kamu juga belum sukses banget kok, ngomong gitu!”
Daripada balas dengan, “Emang kamu lebih tahu, ya?” atau “Kamu juga belum sukses, kan?” Kalau kamu ngebales gitu berarti kamu lagi kepancing deh. Makanya cobalah untuk tetap tenang dan beri waktu beberapa detik. Ini memberi kesempatan bagi kamu untuk merespons secara lebih terkendali dan bijaksana.
2. Fokus pada Niat Baikmu, Jangan Terjebak dalam Emosi
Ingat, jangan sampai kamu terjebak dalam emosi atau merasa tersinggung. Clapback sering kali bukan tentang kamu, tapi lebih tentang keadaan orang yang memberikan respon tersebut. Bisa jadi, dia sedang tidak siap menerima saran, atau bahkan merasa terintimidasi oleh saran yang kamu berikan. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga niat baikmu dan mengingat bahwa tujuan kamu adalah untuk membantu, bukan untuk menang dalam perdebatan.
Contoh Praktis:
Kamu memberikan saran tentang bagaimana cara mengatur keuangan, dan dia balas dengan, “Lagian, kamu sendiri juga belum jago dalam hal ini!”
Daripada merasa diserang, kamu bisa menjawab dengan tenang: “Mungkin saran aku belum cocok buat kamu saat ini. No worries, semoga nanti bisa lebih membantu.”
Dengan cara ini, kamu menunjukkan bahwa kamu tetap menghargai pendapatnya, sambil menjaga fokus pada niat baik yang ingin kamu sampaikan.
3. Gunakan Teknik Mirror untuk Menjaga Ketenangan
Ada teknik komunikasi yang disebut mirror technique, yang dapat kamu coba untuk merespons clapback dengan cara yang lebih netral dan menenangkan. Caranya adalah dengan merefleksikan kembali apa yang dia katakan tanpa menambah emosi atau pertahanan. Hal ini dapat membantu untuk menciptakan komunikasi yang lebih terbuka dan mengurangi ketegangan.
Misalnya, jika seseorang mengatakan, “Saran kamu nggak cocok deh,” kamu bisa membalas dengan, “Oh, jadi menurut kamu saran aku nggak sesuai ya?”
Dengan begitu, kamu memberi kesempatan bagi mereka untuk menjelaskan lebih lanjut, dan kamu tetap menunjukkan bahwa kamu mendengarkan dengan baik.
Contoh Praktis:
Jika temanmu merespons dengan, “Itu sih menurut kamu aja,” kamu bisa dengan tenang berkata, “Oke, jadi kamu merasa saran aku nggak relevan ya?”
Teknik ini membuat mereka merasa didengar, dan bisa jadi mereka mulai merespons dengan lebih tenang karena kamu tidak membalas dengan defensif.
4. Jika Percakapan Mulai Panas, Mundur dengan Elegan
Kadang, meskipun kamu sudah berusaha tenang dan profesional, situasi tetap terasa nggak nyaman dan malah semakin panas. Dalam hal ini, nggak ada salahnya untuk mengambil langkah mundur dan menyarankan untuk melanjutkan percakapan di lain waktu. Ini bisa mencegah kamu terjebak dalam percakapan yang bisa jadi lebih emosional dan tidak produktif.
Kamu bisa mengatakan, “Mungkin kita bisa obrolin lagi nanti, ya. Aku nggak mau bahas ini lebih jauh kalau kita sama-sama nggak enak.”
Contoh Praktis:
Misalnya kamu memberi kritik konstruktif tentang cara dia bekerja, dan dia membalas dengan defensif, “Kamu nggak ngerti, deh!”
Alih-alih melanjutkan percakapan yang bisa makin panas, kamu bisa jawab, “Oke, kalau gitu kita lanjutkan diskusinya nanti aja ya, pas kamu lebih siap.”
Ini memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menenangkan diri dan melanjutkan percakapan secara lebih produktif.
Kesimpulan
Menghadapi clapback memang bisa menguji kesabaran dan keterampilan komunikasi kamu, namun dengan langkah yang tepat, kamu bisa menjaga percakapan tetap positif dan konstruktif. Jangan langsung bereaksi, tetap fokus pada niat baikmu, gunakan teknik mirror untuk menenangkan suasana, dan jika perlu, mundur dengan elegan untuk memberi ruang bagi emosi agar mereda. Ingat, tidak semua orang siap menerima saran, dan clapback bisa jadi tanda bahwa mereka sedang merasa tertekan atau tidak siap menghadapi perubahan. Yang terpenting adalah menjaga ketenangan dan komunikasi yang jujur dan terbuka, sehingga percakapan tetap berjalan dengan baik di masa depan.
Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285