Di dunia kerja yang semakin dinamis, perusahaan tak lagi hanya mencari karyawan dengan technical skills mumpuni. Ternyata, critical thinking justru jadi senjata rahasia yang lebih banyak dicari. Lho, kok bisa?

in-house-training-bekasi

Tren Rekrutmen di Era Digital: Soft Skill Menjadi Raja
Data LinkedIn Global Talent Trends (2023) menunjukkan, 80% perusahaan kini lebih memprioritaskan problem-solving skills ketimbang kemampuan teknis semata. Contoh nyata? Google, salah satu perusahaan paling berbasis teknologi di dunia, justru terkenal dengan rekrutmen yang fokus pada kemampuan analitis dan berpikir kritis.

Mereka bahkan punya istilah “cognitive readiness”—kemampuan untuk menavigasi masalah kompleks dengan logika dan kreativitas. Technical skills? Bisa dipelajari. Tapi pola pikir kritis yang terlatih, itu yang bikin karyawan benar-benar valuable.

Lalu, Apa Peran In House Training dalam Membangun Critical Thinking?
Inilah mengapa perusahaan-perusahaan cerdas mulai berinvestasi pada in house training untuk mengasah soft skill tim mereka. Pelatihan internal tak hanya efisien dari segi biaya, tapi juga:

Lebih relevan karena dirancang sesuai kebutuhan spesifik perusahaan.

Membangun budaya belajar yang berkelanjutan, bukan sekadar one-time workshop.

Meningkatkan kolaborasi tim karena karyawan dilatih bersama dengan case study nyata dari pekerjaan mereka.

in-house-training-jakarta

Bayangkan jika tim Anda bisa mengidentifikasi akar masalah pelanggan 2x lebih cepat, atau merancang solusi inovatif tanpa selalu bergantung pada atasan. Hasilnya? Produktivitas naik, keputusan lebih tepat, dan perusahaan lebih kompetitif.

Jadi, Mana yang Lebih Penting?
Jawabannya: Keduanya, tapi dengan porsi berbeda. Technical skills adalah fondasi, tapi critical thinking adalah pengungkit yang mengubah worker menjadi problem-solver. Kabar baiknya? Keduanya bisa dikembangkan—terutama dengan program pelatihan yang tepat.

Tingkatkan skill dan performa tim Anda bersama kami.

PelatihanSoftSkill #LevelUpYourSkill