Kamu pasti bingung saat mimpin sebuah tim. Bayangkan kamu memimpin sebuah tim yang anggotanya berasal dari latar belakang, budaya, dan keterampilan yang berbeda-beda. Kamu mungkin berpikir, “Bagaimana caranya bisa membuat semua orang bekerja dengan nyaman, saling mendukung, dan benar-benar merasa menjadi bagian dari tim ini?” Di sinilah konsep inclusivity menjadi sangat penting dalam dinamika tim.

Apa Itu Inclusivity dalam Dinamika Tim?

Inclusivity adalah praktik untuk menciptakan lingkungan di mana setiap anggota tim merasa diterima, dihargai, dan memiliki peran yang berarti, tanpa memandang latar belakang, pandangan, atau keunikan mereka. 

“Ingat perbedaan itu yang akan saling melengkapi kekurangan anggota tim.” 

Dalam dinamika tim, inclusivity berarti memastikan bahwa setiap orang—terlepas dari gender, usia, budaya, atau bahkan cara berpikirnya—memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berkembang. Ini lebih dari sekadar toleransi; ini adalah upaya aktif untuk menciptakan rasa keterhubungan dan rasa memiliki di antara anggota tim.

inclusivity

Pentingnya Inclusivity dalam Tim

Menerapkan inclusivity dalam tim memberikan banyak manfaat yang signifikan. Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika kamu benar-benar menerapkan prinsip ini:

  1. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
    Ketika semua orang merasa aman untuk berbagi ide tanpa takut dihakimi atau diabaikan, maka kreativitas akan mengalir. Setiap orang membawa perspektif unik berdasarkan pengalaman dan latar belakangnya. Dengan inclusivity, ide-ide segar muncul dan membantu tim menemukan solusi inovatif untuk masalah-masalah yang dihadapi.
  2. Memperkuat Rasa Kebersamaan dan Sinergi
    Inclusivity membuat setiap orang merasa dihargai dan diterima, yang pada gilirannya memperkuat rasa kebersamaan dalam tim. Tim yang inklusif biasanya lebih kuat dalam menghadapi tantangan karena anggota tim saling mendukung dan memiliki komitmen yang lebih besar terhadap tujuan bersama.
  3. Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas
    Ketika anggota tim merasa bahwa mereka benar-benar menjadi bagian dari tim, motivasi mereka untuk bekerja akan meningkat. Studi menunjukkan bahwa tim yang inklusif biasanya lebih produktif dan mencapai hasil yang lebih baik.
  4. Mengurangi Konflik dan Meningkatkan Komunikasi
    Dengan inclusivity, setiap orang belajar untuk menghargai dan memahami perbedaan satu sama lain. Ini mengurangi potensi konflik karena anggota tim lebih terbuka untuk mendengar dan memahami sudut pandang orang lain.

Bahaya Jika Tidak Melakukan Inclusivity

Tanpa inclusivity, dinamika tim bisa menjadi tegang dan penuh gesekan. Berikut adalah beberapa bahaya jika inclusivity diabaikan:

  1. Mengasingkan Anggota Tim
    Ketika seseorang merasa tidak diterima atau diabaikan, mereka akan cenderung menarik diri dan kurang bersemangat untuk berkontribusi. Ini bisa mengurangi potensi tim untuk berkembang dan bahkan menimbulkan ketidakpuasan dalam pekerjaan.
  2. Meningkatnya Konflik dan Misunderstanding
    Tanpa inclusivity, perbedaan antara anggota tim bisa menjadi sumber konflik. Orang yang merasa diabaikan atau diperlakukan secara tidak adil akan lebih mungkin merasa kesal atau tidak puas, yang akhirnya bisa merusak hubungan antar anggota tim.
  3. Kurangnya Inovasi
    Tim yang tidak inklusif akan cenderung didominasi oleh beberapa suara saja, sementara ide-ide dari anggota tim yang lain akan terabaikan. Ini bisa menghambat kreativitas dan inovasi, karena hanya pandangan tertentu saja yang mendominasi.
apa itu inclusivity

Bagaimana Melakukan Inclusivity untuk Menguatkan Sinergi Antar Anggota Tim?

Menerapkan inclusivity di dalam tim bukan hanya soal menyatakan bahwa “semua orang diterima.” Ini adalah proses aktif yang memerlukan kesadaran dan tindakan nyata. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kamu coba:

  1. Ciptakan Budaya Mendengarkan
    Mendengarkan adalah fondasi dari inclusivity. Berikan kesempatan pada setiap anggota tim untuk berbicara dan berbagi ide mereka. Kamu bisa mulai dengan mengadakan pertemuan di mana setiap orang diminta untuk memberikan pendapat atau ide mereka secara bergiliran. Dengarkan secara aktif dan berikan apresiasi terhadap setiap kontribusi, bahkan jika kamu tidak sepenuhnya setuju. Ini menunjukkan bahwa pendapat mereka dihargai.
  2. Fasilitasi Pertemuan yang Setara
    Pastikan bahwa pertemuan atau diskusi tim bukan didominasi oleh satu atau dua orang saja. Kamu bisa menggunakan pendekatan seperti “round robin,” di mana setiap orang mendapat giliran untuk berbicara. Ini akan membantu memberikan semua orang kesempatan yang sama untuk berkontribusi, sehingga tidak ada yang merasa terpinggirkan.
  3. Bangun Rasa Saling Menghargai melalui Keberagaman
    Sebagai pemimpin, kamu harus menunjukkan bahwa kamu menghargai perbedaan dengan terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Misalnya, saat seorang anggota tim memberikan pandangan yang berbeda, sambut perbedaan tersebut sebagai nilai tambah bagi tim. Kamu bisa mengatakan, “Ini sudut pandang yang menarik, mari kita lihat bagaimana kita bisa menggabungkannya dengan ide yang lain.”
  4. Berikan Peluang untuk Berkembang
    Berikan setiap anggota tim kesempatan untuk mengambil peran atau tanggung jawab yang baru, agar mereka merasa berkembang dan memiliki kontribusi yang berarti. Ini bisa berupa proyek kecil atau memimpin pertemuan tertentu. Dengan memberikan peluang tersebut, kamu membantu mereka merasa dihargai dan dipandang sebagai bagian penting dari tim.
  5. Fokus pada Kekuatan, Bukan Kelemahan
    Setiap anggota tim memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Fokuskan perhatian pada kelebihan mereka dan bagaimana mereka bisa berkontribusi pada tim. Jika ada kekurangan, bantu mereka mengatasinya dengan cara yang konstruktif, tanpa menghakimi atau merendahkan. Ini akan membuat mereka merasa didukung dan lebih bersemangat untuk berkembang.
  6. Ajak Mereka untuk Saling Berkolaborasi
    Ciptakan situasi di mana anggota tim bisa saling bekerja sama dan berbagi ide. Misalnya, dalam proyek tertentu, pasangkan mereka dengan orang-orang yang memiliki keahlian atau latar belakang berbeda. Ini akan memperluas pemahaman mereka dan membuat mereka lebih menghargai perbedaan yang ada.

Contoh Praktis Inclusivity dalam Tim

Misalnya, kamu memimpin tim proyek dengan anggota dari berbagai departemen. Ketika ada diskusi mengenai strategi proyek, salah satu anggota, sebut saja dia Ana, memberikan ide yang sedikit berbeda dari yang lain. Sebagai pemimpin yang inklusif, kamu bisa merespons dengan berkata, “Ide yang menarik, Ana. Mari kita coba bahas lebih lanjut. Bagaimana menurut yang lain?” 

Meskipun berbeda jangan pernah kamu menolak pendapat, karena setiap orang punya latar belakang berbeda yang mengakibatkan sudut pandangnya juga berbeda.

Ini memberi sinyal bahwa kamu menghargai pendapat Ana dan ingin mendengar sudut pandang dari setiap anggota tim. Dengan cara ini, kamu mendorong mereka untuk saling menghargai dan berkontribusi lebih banyak.

Kesimpulan

Inclusivity adalah kunci untuk menciptakan tim yang kuat, kreatif, dan produktif. Dengan inclusivity, kamu menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa diterima, didengar, dan memiliki peran penting. Hal ini tidak hanya menguntungkan anggota tim, tetapi juga mendorong tim secara keseluruhan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Jadi, mulailah dengan membangun budaya mendengarkan, menghargai perbedaan, dan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berkembang. Dengan cara ini, kamu tidak hanya membangun tim yang inklusif, tetapi juga menciptakan sinergi yang lebih kuat dan harmonis di dalam tim.

Biodata penulis :
Gladys P Antariksa
Adalah seorang pengusaha, pembicara, trainer dan coach yang sudah mengajarkan berbagai materi seperti kepemimpinan, teamwork, service of excellence dan komunikasi kepada puluhan perusahaan sejak 2013.
Jika Anda tertarik untuk belajar bersama coach Gladys segera hubungi kami di
+628953 4295 4171