Passion dan Uang
Saat kita membicarakan tentang “passion” atau gairah tidak pernah ada yang salah dan yang benar. Setiap orang memiliki alasan masing – masing untuk mengejar passionnya tersebut. Setiap seniman tentu memiliki passion terhadap seni tapi alasannya bisa sangat berbeda. Bisa karena ingin mengekspresikan diri, untuk terkenal , untuk uang atau sekedar mengisi waktu luang. Oleh karena itu sebenarnya yang penting dalam passion adalah ALASAN yang mendasari passion tersebut.
Banyak sekali yang mengatakan bahwa kerjakanlah passion yang kamu SUKA, maka uang akan mengikutimu.
Apakah kalimat tersebut salah ?
Jawabannya sederhana, jika passion yang kita kejar tidak bisa menghasilkan uang. Saat biaya hidup mulai muncul di hadapan kita. Lama kelamaan kita akan fokus kepada bagaimana menghasilkan uang dan bertahan hidup. Pada akhirnya kita akan lupa dan tidak ada waktu mengejar passion.
Apa yang harus dilakukan ?
Yang harus dilakukan adalah mencari bagaimana cara mencari uang dengan passion yang kita miliki. Di era informasi yang sangat cepat ini, kita dapat dengan mudah mencari cara mencari uang yang sesuai dengan passion kita.
Saya sendiri memiliki passion di bidang marketing, spesifiknya pada psikologi marketing. Jika kita membicarakan marketing tentu ada uangnya. Biro periklanan yang sudah terkenal seperti Ogilvy dibayar sangat mahal untuk memperkenalkan sebuah produk.
Perjalanan mencari passion saya dimulai dari sejak kecil saya punya kebiasaan sangat suka membaca reklame yang terpasang di pinggir jalan saat bepergian. Pada awalnya saya membaca berbagai reklame sebagai latihan agar lancar membaca, tapi lama kelamaan saya sadar banyak reklame atau iklan yang menarik. Selain membaca reklame saya juga suka membaca berbagai kemasan dari produk ternyata kemasan produk juga unik dan menarik. Setelah dipelajari lebih dalam ternyata semua itu berhubungan dengan MARKETING.
Orang – orang kaya pasti mengerti mengenai marketing. Dengan menggunakan marketing maka kita bisa meningkatkan daya jual dan nilai jual suatu barang.
Apa yang ada di bayangan kita saat mendengar merek gawai “APPLE“
Mewah, berkelas, mahal, ekslusif. Memang kesan itu yang melekat pada merek APPLE di Indonesia, walaupun sebenarnya di Amerika Serikat merek APPLE lebih dikenal karena fungsinya yang praktis dan kualitasnya yang awet. Meskipun dalam rupiah harganya cukup mahal tapi gawai dengan merek APPLE memiliki konsumen yang cukup besar di Indonesia.
Mengapa hal ini bisa terjadi ? Jawabannya adalah karena Marketing (tepatnya di branding).
Contoh lain yang unik adalah merek jam tangan merek ROLEX yang terkenal memiliki harga cukup mahal. Padahal seperti apapun bentuk jam tangan, fungsi utamanya hanyalah menunjukkan waktu. Apalagi ROLEX fokus pada jam klasik yang hanya menunjukan sedikit informasi pada jamnya. Bandingkan dengan smartwatch yang bisa menampilkan banyak informasi di dalamnya.
Tapi ada nilai lain yang tidak bisa dibayar dengan uang yaitu “KELAS” atau derajat sosial. Walaupun sama – sama menunjukkan waktu, jam ROLEX bisa meningkatkan derajat sosial seseorang. Hal ini sangat dibutuhkan jika kita bergaul dengan kalangan tertentu. Anda tentu tahu Hotman Paris Hutapea yang terkenal karena banyak menggunakan barang mewah. Tapi beliau suka makan di pinggir jalan dan di kedai kopi. Mengapa Bang Hotman menggunakan barang mewah ? Karena dia mampu dan juga agar bisa bersaing untuk mendapatkan kasus yang bernilai miliaran dolar. Jam ROLEX berhasil dari segi branding dengan menunjukkan bahwa mereknya memberikan nilai prestisius bagi pemakainya. Sungguh menarik jam dengan fungsi yang sama bisa dijual dengan harga ratusan kali lipat hanya karena strategi marketing.
Marketing sendiri adalah ilmu yang terus berkembang. Dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan maka ilmu marketing pun ikut berkembang. Teknik periklanan yang dulunya mengandalkan sistem percetakan akhirnya berubah menjadi suara dan gambar setelah ditemukannya dunia penyiaran. Gambar dan suara tersebut lalu berkembang lagi menjadi apa yang kita lihat sehari hari di handphone dan komputer kita, kita menyebutnya dengan digital marketing. Saya sendiri akan terus mempelajari teknik marketing ini karena selalu ada teknik baru dan unik yang bisa kita aplikasikan.
Tung Desem Waringin seorang motivator terkenal di Indonesia pernah berkata bahwa semua orang kaya di dunia pasti mengerti tentang teknik marketing. Contoh orang terkaya di dunia adalah Bill Gates. Beliau pernah beberapa kali menduduki peringkat pertama orang terkaya versi majalah Forbes (majalah bisnis terkenal dunia). Kita mengenal Bill Gates adalah pemilik lisensi perangkat lunak Microsoft yang biasa kita gunakan di komputer kita. Salah satu produk yang kita gunakan adalah Window. Microsoft Windows adalah sistem operasi yang dihasilkan oleh perusahaan microsoft dan sudah digunakan di seluruh dunia sejak 30 tahun lalu.
Lalu apa hubungannya dengan marketing ?
Bill Gates terbukti pandai menjual perangkat lunak buatannya tersebut. Dia menjual Microsoft Windows langsung kepada berbagai perusahaan pembuat komputer seperti Dell, Hewlett Packard, Asus ataupun Sony. Dengan sistem paket penjualan, maka otomatis setiap adanya penjualan komputer maka terjual juga perangkat lunak microsoft. Bill gates juga tidak hanya menjual sistem operasi Windows tapi juga menjual perangkat lunak yang pasti pernah kita pakai seperti Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Contoh lain adalah almarhum Bob Sadino, tokoh nyentrik yang suka pakai celana pendek kemana mana. Beliau sebenarnya hanya seorang petani, tapi yang membedakan adalah dia paham mengenai marketing. Walaupun hanya menjual hasil pertanian yang bisa kita temui di pasar, dengan teknik marketing beliau bisa memberi nilai tambah pada produknya dengan supermarket KEMCHICK. Segmen pembeli yang beliau target adalah ekspatriat (pekerja warga negara asing) dan orang yang menginginkan sayuran ekslusif. Para ekspatriat berani membayar mahal untuk sayuran yang tidak bisa mereka temukan di Indonesia.
Kita kembali ke pembahasan mengenai passion, sekarang tanyakan pada diri kita apakah passion kita berharga (bernilai secara materi) ? Jika belum atau tidak, maka kita harus mulai mencari cara agar passion kita bisa dijual. Bill Gates jelas memiliki passion pada sistem informatika dan almarhum Bob Sadino memiliki minat di bidang pertanian.
Tapi
Mereka mencari cara agar apa yang menjadi passion mereka dapat menghasilkan uang juga. Sungguh bahagia jika kita bisa mengerjakan apa yang kita sukai seumur hidup kita. Untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk menghasilkan uang dari passion kita, bisa dimulai dengan bertanya kepada orang – orang yang sudah menghasilkan uang disana. Kita juga harus mencari info di Internet karena di bagian bumi lain diluar sana pasti ada orang lain yang sudah mengerjakan dan menghasilkan uang dari bidang yang kita sukai. Ayo segera cari cara menghasilkan uang dari passion kita, selamat meneliti kawan.
Passion tanpa uang yang disebut panggilan hidup.
Setelah membahas tentang pentingnya uang dalam passion kita, saatnya sejenak kita melupakan uang dalam diri kita. Saya sering meneliti situs pengumpulan donasi seperti situs kitabisa, wujudkan dan situs pengumpulan donasi lainnya. Yang menarik adalah ternyata banyak sekali jenis kebutuhan sosial yang membutuhkan bantuan dana. Mulai dari bantuan korban bencana alam, pembangunan panti yatim piatu hingga ajakan membantu pengobatan seseorang.
Yang lebih menarik adalah, tidak ada jenis kampanye yang memiliki nilai donasi yang pasti sangat kecil. Dari sini saya simpulkan bahwa setiap jenis kampanye sosial memiliki “pasar” nya masing – masing. Kita sadar bahwa kita manusia adalah makhluk sosial dan memiliki jiwa sosial yang ingin membantu sesamanya. Tapi kita memiliki alasan pribadi untuk membantu, ada yang hatinya lebih terenyuh melihat seorang anak yang membutuhkan biaya operasi. Ada juga yang ingin membantu mereka yang terkena bencana. Oleh karena itu tidak ada kampanye yang tidak dibantu sama sekali.
Tapi jika kita lihat lebih detil, meskipun beberapa kampanye memiliki jenis yang sama. Ada beberapa yang memiliki nilai donasi yang sangat tinggi secara signifikan dibandingkan kampanye lainnya. Alasannya ?
Marketing.
Kembali ke marketing, dimana marketing bisa meningkatkan nilai jual sebuah barang. Barang di konteks ini adalah sebuah kampanye. Sebuah kampanye dapat menjadi sangat menarik dan membuat orang ingin membantu karena teknik marketing yang bagus.
Sebagai contoh, apakah kita lebih tertarik membantu seseorang yang difoto apa adanya atau membantu seseorang dengan foto yang penuh editan serta terlihat palsu ? Lalu apakah kita lebih tertarik membantu seseorang yang tidak menjelaskan kronologis kejadiannya? Atau seseorang yang menjelaskan kronologis dirinya dan asal usulnya ?
Hal ini semua ada di dalam ilmu marketing, yaitu cara penyampaian dan psikologi pasar. Siapa yang sebaiknya kita paparkan tentang kampanye dan apa yang harus disampaikan. Semua dapat di pelajari di bidang marketing. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita belajar marketing yang dibutuhkan di bidang yang kita tekuni.
Saya yakin kita semua punya jiwa sosial untuk membantu. Tapi pernahkah Anda turun tangan dan langsung bersentuhan dengan orang lain saat membantu ? Tidak perlu jauh – jauh untuk melakukan ini. Paling sederhana adalah mengajak makan atau membelikan makanan kakek pemulung yang ada di sekitar kita. Sambil mengajaknya bicara dan melihat senyumnya. Tentu ada rasa bahagia yang sungguh berbeda dibandingkan hanya mentransfer sejumlah uang ke rekening donasi tertentu.
Ada yang mengatakan semakin banyak kita menabur (secara materi) maka akan semakin banyak kita menuai (secara materi). Saya sendiri kurang setuju dengan kalimat tersebut. Kalau prinsipnya seperti itu, kita sumbangkan saja kekayaan kita ke sebuah rekening yayasan amal dan menunggu dan berdoa karena uang kita pasti kembali berkali – kali lipat.
Dalam membantu secara materi, kita perlu mengerti apa yang kita lakukan. Kita harus paham siapa yang kita bantu, jangan sampai salah sasaran. Bukan memilih siapa yang perlu kita bantu tapi bagaimana kita membantu. Tidak semua orang butuh bantuan secara materi ada banyak juga mereka yang butuh bantuan kehadiran kita. Ada yang butuh edukasi, ada yang butuh hiburan dan juga pelayanan.
Saat kita membantu kita juga harus merasakan kebahagiaan akan apa yang kita lakukan. Dengan merasa bahagia maka kita akan bersyukur akan apa yang kita miliki. Kita akan memiliki semangat dalam menjalani hidup kita. Dengan bersemangat dan bersyukur dalam menjalani hidup, maka secara otomatis rejeki akan datang kepada kita.
Jadi aksi sosial apa yang sudah kita lakukan selama ini ? Semoga setiap hal yang kita lakukan bisa sesuai dengan passion dan panggilan hidup kita.