Empathy gap itu sebenarnya fenomena psikologis yang menggambarkan kondisi di mana kita sulit merasakan atau memahami perasaan orang lain karena terhalang oleh perasaan atau pemikiran kita sendiri. Jadi, saat seseorang mengalami empathy gap, dia cenderung nggak bisa “mendalami” apa yang dirasakan atau dipikirkan orang lain. Ini bisa terjadi ketika, misalnya, kita sedang sangat emosional, punya keyakinan yang sangat kuat, atau sekadar lagi sibuk dengan perasaan dan pikiran sendiri. Hasilnya? Terkadang, orang-orang di sekitar kita merasa nggak didengar atau kurang dipahami.

apa itu empathy Gap

Apa yang Menyebabkan Empathy Gap?

Empathy gap bisa muncul karena berbagai alasan. Kadang, situasi emosional yang kuat bikin kita terjebak dalam perasaan sendiri, seperti saat kita marah, stres, atau terlalu bersemangat. Di sisi lain, pola pikir yang terlalu kaku atau punya keyakinan yang nggak fleksibel juga bisa bikin kita susah untuk membuka diri dan melihat perspektif orang lain. Misalnya, ketika kamu punya opini yang kuat tentang sesuatu, kamu mungkin susah memahami pendapat berbeda dari orang lain. Ini bisa jadi kendala besar, apalagi saat kita perlu berempati dalam hubungan atau pekerjaan.

Contoh Kasus: Menghadapi Teman yang Punya Empathy Gap

Bayangkan kamu punya teman yang suka banget nge-judge tanpa benar-benar memahami situasi kamu. Kamu cerita soal kesulitanmu di kantor, tapi dia malah menilai kamu kurang usaha tanpa menyadari betapa stresnya kamu. Ini adalah contoh empathy gap. Temanmu mungkin sedang terfokus pada pengalamannya sendiri atau keyakinannya bahwa “semua orang harus selalu berjuang keras”, tanpa benar-benar mempertimbangkan keadaanmu.

Lalu, gimana cara menghadapi orang yang punya empathy gap seperti ini?

  1. Coba Jadi Reflektif, Bukan Defensif
    Kalau kamu merasa nggak dimengerti, usahakan untuk tetap tenang dan nggak langsung defensif. Misalnya, kamu bisa bilang, “Aku paham kok kenapa kamu berpikir begitu, tapi situasiku sekarang lumayan berat.” Dengan begitu, kamu memberikan kesempatan pada temanmu untuk berpikir ulang tanpa merasa disalahkan.
  2. Berikan Perspektif Tanpa Memaksa
    Saat berinteraksi dengan orang yang punya empathy gap, cobalah memberikan perspektifmu dengan cara yang halus. Misalnya, kamu bisa ceritakan sedikit lebih dalam apa yang kamu alami, supaya dia lebih terbuka dan punya gambaran yang lebih jelas. Misalnya, kamu bisa bilang, “Aku cuma pengen kamu tahu, ini situasinya nggak segampang yang terlihat, dan aku udah berusaha semampuku.”
  3. Tetap Fokus pada Komunikasi Positif
    Kalau kamu merasa dia tetap nggak bisa memahami kamu, mungkin lebih baik mengalihkan topik atau mengambil jeda sejenak. Kadang-kadang, orang yang punya empathy gap akan lebih terbuka saat mood-nya lagi baik atau ketika situasinya sudah nggak terlalu emosional.
Bahaya empathy gap

Bagaimana Agar Kamu Sendiri Nggak Terjebak di Empathy Gap?

  1. Latihan Self-Awareness
    Coba lebih sadar sama keadaan emosimu sendiri sebelum mulai mendengarkan cerita orang lain. Kalau kamu lagi capek atau stres, coba kasih dirimu waktu dulu sebelum berinteraksi. Dengan begini, kamu bisa lebih fokus dan terbuka saat mendengarkan orang lain tanpa terlalu terpengaruh oleh perasaan atau beban pikiranmu sendiri.
  2. Cari Perspektif Lain dan Latihan Mendengarkan Aktif
    Jangan langsung menilai atau berpikir negatif saat seseorang cerita tentang masalahnya. Coba dengarkan dan beri ruang untuk dia mengungkapkan perasaannya. Kamu bisa bilang, “Terus gimana perasaanmu?” atau “Coba ceritain lebih dalam.” Ini membantu kamu lebih terhubung dengan apa yang dia alami dan mengurangi kemungkinan terjadinya empathy gap.
  3. Sadari dan Batasi Keyakinan yang Kaku
    Terkadang, kita punya prinsip yang kaku tanpa sadar, seperti keyakinan bahwa “semua orang harus tegar.” Sadari kalau pandangan ini bisa jadi bikin kamu susah memahami orang lain, dan cobalah untuk membuka diri dengan pandangan yang lebih fleksibel. Kamu bisa ingatkan dirimu sendiri bahwa setiap orang punya cara masing-masing menghadapi masalah.
  4. Latihan Refleksi Diri Setelah Berinteraksi
    Setelah ngobrol atau mendengarkan cerita seseorang, coba pikirkan apakah kamu benar-benar berempati atau justru membawa perasaan dan keyakinan sendiri ke dalam percakapan. Ini bisa membantu kamu belajar dan menjadi lebih terbuka ke depannya.

Contoh Cara Praktikkan di Kehidupan Sehari-hari

Misalnya, teman kamu cerita tentang masalah di keluarganya yang bikin dia tertekan. Daripada langsung memberikan saran atau menilai, coba dengarkan saja dulu. Kamu bisa bertanya lebih lanjut untuk menunjukkan bahwa kamu mendengarkan, seperti, “Maksudmu ini udah berjalan lama, ya? Pasti berat banget buat kamu.” Ini membantu temanmu merasa didengar, dan kamu juga jadi lebih paham apa yang dia alami tanpa masuk ke dalam empathy gap.

Kalau kamu sendiri merasa terjebak dalam pandangan atau perasaanmu sendiri, coba tarik napas dan ingatkan dirimu bahwa situasi orang lain bisa berbeda. Misalnya, saat kamu merasa terganggu oleh keputusan seorang teman, coba pikirkan bahwa mungkin dia punya alasan yang kamu belum pahami sepenuhnya.

Kesimpulan

Empathy gap bisa bikin kita susah memahami perasaan dan pandangan orang lain, tapi dengan latihan untuk lebih sadar dan membuka diri, kita bisa pelan-pelan mengatasinya. Kuncinya ada pada kesadaran diri, fleksibilitas dalam berpikir, dan kemauan untuk benar-benar mendengarkan. Ketika kamu bisa mengatasi empathy gap, kamu nggak cuma jadi teman yang lebih baik, tapi juga bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan saling memahami.

Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim. 
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285