• Kenapa Empati Jadi Kunci Komunikasi Tim yang Solid?
  • Teknik Sederhana Melatih Empati dalam Diskusi Tim
  • Peran In House Training dalam Membangun Budaya Empati

Pernah nggak sih, merasa diskusi di tim berujung panas karena miskomunikasi? Atau meeting yang seharusnya produktif malah jadi ajang saling menyalahkan? Salah satu akar masalahnya seringkali kurangnya empati dalam komunikasi. Padahal, empati bukan sekadar “tahu perasaan orang lain”, tapi kemampuan memahami perspektif lawan bicara sebelum merespons.

in-house-training-boss

Nah, bagaimana cara melatih empati ini dalam tim? Apalagi lewat In House Training yang terstruktur? Mari kita bahas step by step.

  1. Empati Bukan Bakat, Tapi Skill yang Bisa Dipelajari
    Banyak yang mengira empati itu bakat bawaan. Faktanya, empati adalah skill komunikasi yang bisa diasah dengan latihan. Contoh sederhana:

Saat rekan kerja marah karena target tidak tercapai, coba tanyakan “Apa yang bisa saya bantu?” alih-alih “Kamu harus lebih disiplin!”.

Dalam rapat, biasakan mendengar tanpa memotong, lalu rangkum pendapat orang lain sebelum menyampaikan ide Anda.

In House Training bisa membantu tim mempraktikkan hal ini lewat role-play simulasi konflik atau workshop mendengar aktif.

  1. Contoh Nyata: Perusahaan yang Sukses Bangun Empati
    Perusahaan seperti Zappos dan Google terkenal dengan budaya komunikasi empatik. Mereka punya program khusus untuk melatih karyawan:

“Shadowing”: Karyawan berganti peran sehari untuk memahami tantangan divisi lain.

Feedback 360 Derajat: Evaluasi tidak hanya dari atasan, tapi juga rekan setim dan bawahan.

Bayangkan jika tim Anda bisa seperti ini. In House Training adalah jalan pintasnya karena materi bisa disesuaikan dengan budaya perusahaan.

  1. Teknik Latihan Empati yang Bisa Diterapkan Besok
    Tak perlu teori berat, ini cara praktis yang bisa langsung dipraktikkan:

“Apa yang Mereka Rasakan?”: Saat ada konflik, ajak tim berhenti sejenak dan tuliskan apa yang mungkin dirasakan oleh masing-masing pihak.

“Parafrase”: Latih tim untuk mengulang pesan lawan bicara dengan kata-kata sendiri sebelum memberi tanggapan. Misal: “Jadi maksud kamu…”.

“No Device Meeting”: Coba rapat tanpa gadget 30 menit agar fokus pada pembicara.

Pelatihan semacam ini bisa jadi modul seru dalam In House Training Komunikasi Anda.

  1. In House Training: Investasi yang Mengubah Budaya Tim
    Kenapa harus In House Training? Karena:

Konteks Spesifik: Materi dirancang berdasarkan masalah nyata di tim Anda.

Kebiasaan Berulang: Ada sesi follow-up untuk memastikan empati jadi kebiasaan, bukan sekadar teori.

Hasil Terukur: Misalnya, survei kepuasan tim sebelum dan sesudah pelatihan.

Bayangkan dampaknya: tim yang lebih kompak, konflik berkurang, dan kolaborasi lancar.

in-house-training-mindset


Empati bukan sekadar “baik untuk dilakukan”, tapi kebutuhan bisnis. Tim yang komunikasinya empatik akan lebih produktif, inovatif, dan betah bekerja sama.

DARIPADA BINGUNG DAN GAGAL MEMBUAT TRAINING SENDIRI LEBIH BAIK MENGGUNAKAN JASA TRAINER PROFESSIONAL YANG SUDAH PASTI BERHASIL. KONTAK KAMI https://wa.me/62895342954171

Tingkatkan skill dan performa tim Anda bersama kami.


📩 #PelatihanSoftSkill #LevelUpYourSkill