Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.
Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar, mengulang-ulang momen itu. Kamu bertanya pada diri sendiri, “Kenapa aku nggak ngomong hal itu tadi?” atau “Apa mereka menganggap aku nggak kompeten?”
Pikiran-pikiran itu seperti kaset yang diputar ulang terus-menerus. Dan meskipun kamu tahu kamu nggak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, sulit rasanya untuk berhenti merenung. Inilah yang disebut rumination.

Apa Itu Rumination dalam Psikologi?
Rumination adalah kebiasaan berpikir secara terus-menerus tentang suatu kejadian, terutama yang negatif atau membuat stres. Dalam psikologi, rumination sering dihubungkan dengan perasaan terjebak dalam lingkaran pikiran negatif tanpa menemukan solusi.
Ciri-ciri rumination termasuk:
- Memikirkan kesalahan yang sudah berlalu.
- Menganalisis kejadian berulang-ulang tanpa henti.
- Merasa sulit melepaskan pikiran negatif, meskipun situasinya sudah selesai.
Rumination bisa jadi respons alami otak untuk mencoba memahami masalah. Namun, jika dilakukan terlalu sering, ini justru bisa merugikan.
Apa Manfaat atau Sisi Baik dari Rumination?
Walaupun terdengar negatif, rumination sebenarnya memiliki sisi baik jika dilakukan dalam kadar yang sehat.
- Membantu Refleksi Diri
Rumination bisa membantumu belajar dari pengalaman. Ketika kamu merenungkan kesalahan, ini dapat menjadi pelajaran untuk tidak mengulanginya di masa depan.
- Contoh: Kamu lupa menyampaikan poin penting dalam presentasi, dan dari situ, kamu belajar untuk lebih mempersiapkan diri di lain waktu.
- Meningkatkan Kesadaran Emosional
Proses merenung kadang bisa membuatmu lebih memahami apa yang kamu rasakan. Ini adalah langkah awal untuk mengelola emosi dengan lebih baik. - Memotivasi Perubahan Positif
Ketika kamu merasa tidak puas dengan suatu kejadian, hal itu bisa memotivasimu untuk memperbaiki diri.
Apa Bahaya Jika Terlalu Sering Melakukan Rumination?
Rumination yang berlebihan bisa menjadi jebakan mental. Alih-alih mencari solusi, kamu justru merasa semakin tertekan. Beberapa bahayanya meliputi:
- Meningkatkan Risiko Depresi
Rumination sering dikaitkan dengan gangguan depresi. Semakin sering kamu memikirkan hal negatif, semakin sulit bagi otakmu untuk fokus pada hal-hal positif. - Mengurangi Fokus dan Produktivitas
Ketika pikiranmu terus-menerus mengulang kejadian masa lalu, kamu jadi kehilangan energi untuk menghadapi tugas-tugas saat ini. - Merusak Hubungan Sosial
Rumination bisa membuatmu menarik diri dari orang-orang di sekitarmu. Kamu mungkin terlalu sibuk dengan pikiranmu sendiri hingga sulit untuk terhubung dengan orang lain.

Bagaimana Cara Mengatasi Rumination yang Sehat bagi Mental?
Mengatasi rumination membutuhkan latihan, tapi itu sangat mungkin dilakukan. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba:
1. Sadari Pola Pikiranmu
Langkah pertama adalah mengenali kapan kamu mulai terjebak dalam lingkaran pikiran negatif.
- Latihan: Ketika pikiranmu mulai berulang, coba tanyakan, “Apakah ini membantu saya menemukan solusi, atau hanya membuat saya stres?”
2. Alihkan Fokus dengan Aktivitas Lain
Kadang, cara terbaik untuk berhenti meruminasikan sesuatu adalah dengan mengalihkan perhatianmu ke hal lain.
- Contoh: Lakukan olahraga ringan, dengarkan musik, atau berbicara dengan teman.
3. Tuliskan Pikiranmu
Menulis di jurnal bisa membantu “mengeluarkan” pikiran dari kepalamu. Setelah menuliskannya, kamu mungkin merasa lebih lega.
- Tips: Coba tuliskan juga langkah apa yang bisa kamu ambil untuk memperbaiki situasi.
4. Latih Mindfulness
Mindfulness adalah cara efektif untuk mengatasi rumination. Fokus pada saat ini, bukan masa lalu.
- Latihan: Ambil napas dalam-dalam selama beberapa menit, dan perhatikan sensasi di tubuhmu.
5. Beri Waktu untuk Refleksi yang Terbatas
Jika kamu perlu merenung, beri dirimu waktu tertentu, misalnya 10 menit. Setelah itu, fokuskan dirimu pada hal lain.
- Contoh: Buat daftar tugas yang harus kamu selesaikan hari itu untuk mengalihkan fokus.
6. Jangan Ragu Minta Bantuan
Jika rumination sudah mengganggu kehidupanmu, berbicara dengan psikolog atau konselor bisa sangat membantu.
Kesimpulan
Rumination adalah hal yang wajar dan bisa membantu jika dilakukan dalam kadar yang sehat. Namun, terlalu sering terjebak dalam pikiran negatif justru bisa merugikan mental dan emosionalmu.
Ingat, hidup ini tentang bergerak maju. Apa pun yang sudah terjadi, kamu tidak bisa mengubahnya, tapi kamu selalu bisa belajar darinya. Jadi, jika pikiranmu mulai berputar seperti kaset rusak, tarik napas dalam-dalam, fokus pada solusi, dan beri dirimu kesempatan untuk melangkah ke depan. Kamu pasti bisa melewatinya, satu langkah kecil dalam satu waktu. 😊
Profil coach Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285