“Kamu Pasti Pernah Ngerasa Nggak Layak punya semua yang kamu miliki , Kan?”

Kamu pernah nggak, berdiri di depan ruangan penuh orang, siap mempresentasikan proyek yang sudah kamu kerjakan berbulan-bulan, tapi tiba-tiba otakmu mulai ribut? “Ah, aku cuma beruntung aja kok,” atau “Kayaknya mereka bakal sadar aku nggak sepintar itu.” Rasanya kayak semua orang bakal tahu kalau kamu sebenarnya nggak sehebat yang mereka kira.

Itulah situasi klasik dari Imposter Syndrome. Kamu merasa seperti seorang penipu di tengah-tengah pencapaianmu sendiri, meskipun sebenarnya kamu sudah bekerja keras dan punya kapasitas. Tapi, tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang hebat di luar sana juga sering ngerasa seperti itu. Yuk, kita bahas lebih dalam soal ini.


imposter syndrome

Apa Itu Imposter Syndrome dalam Psikologi?

Imposter Syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa bahwa pencapaian atau keberhasilannya hanya kebetulan atau hasil keberuntungan semata, bukan karena kemampuan dan usahanya. Meskipun ada bukti nyata bahwa mereka kompeten, orang dengan Imposter Syndrome tetap merasa cemas bahwa mereka “menipu” orang lain tentang siapa diri mereka sebenarnya.

Fenomena ini pertama kali diidentifikasi oleh psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes pada tahun 1978. Menariknya, Imposter Syndrome sering dialami oleh mereka yang justru sangat sukses atau berprestasi tinggi, seperti pemimpin perusahaan, akademisi, hingga selebritas.

Beberapa ciri khas Imposter Syndrome antara lain:

  • Merasa takut diekspos sebagai “penipu.”
  • Terlalu meremehkan kemampuan sendiri.
  • Mengaitkan kesuksesan dengan faktor eksternal, seperti keberuntungan atau bantuan orang lain.
  • Kesulitan menerima pujian atau penghargaan.

Manfaat atau Sisi Baik Imposter Syndrome

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Apa ada sisi baiknya dari merasa seperti ini?” Jawabannya, ada! Dalam takaran yang sehat, Imposter Syndrome bisa membawa dampak positif, seperti:

  1. Meningkatkan Kerendahan Hati
    Rasa “tidak layak” ini bisa membuatmu tetap rendah hati. Kamu jadi lebih menghargai masukan dan pendapat orang lain karena merasa masih punya banyak hal untuk dipelajari.
  2. Mendorong Kerja Keras
    Karena takut terlihat “gagal,” banyak orang dengan Imposter Syndrome justru bekerja lebih keras untuk membuktikan kapasitasnya. Ini sering kali berujung pada hasil kerja yang luar biasa.
  3. Memperkuat Koneksi Sosial
    Mereka yang memiliki Imposter Syndrome cenderung lebih empati terhadap orang lain. Kamu jadi lebih peka terhadap perasaan dan perjuangan orang lain.

Bahaya Jika Imposter Syndrome Tidak Dikendalikan

Meskipun ada sisi baiknya, jika dibiarkan berlarut-larut, Imposter Syndrome bisa berbahaya. Beberapa dampak negatifnya meliputi:

  • Burnout (Kelelahan Ekstrem)
    Karena terus-menerus berusaha membuktikan diri, kamu bisa mengalami kelelahan fisik dan mental.
  • Kehilangan Kepercayaan Diri
    Rasa tidak layak yang terus-menerus dapat merusak self-esteem.
  • Menghambat Karier
    Kamu mungkin menolak peluang besar karena merasa “belum cukup baik.”
  • Kecemasan Berlebih
    Khawatir kalau sewaktu-waktu orang lain “menemukan” kekuranganmu.

cara imposter syndrome

Cara Menghadapi Imposter Syndrome Secara Sehat

Imposter Syndrome itu wajar, kok. Tapi, bukan berarti kamu harus menyerah pada perasaan ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

1. Akui dan Terima Perasaanmu

Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu sedang mengalami Imposter Syndrome. Katakan pada dirimu, “Ini hanya perasaan, bukan fakta.”

  • Latihan: Setiap kali merasa tidak layak, tuliskan pencapaianmu di jurnal. Baca ulang ketika kamu butuh pengingat betapa kompetennya dirimu.

2. Ubah Cara Pandangmu Terhadap Kegagalan

Ingat, kegagalan bukan tanda bahwa kamu “tidak mampu.” Sebaliknya, itu adalah bagian dari proses belajar.

  • Contoh: Kalau kamu membuat kesalahan di pekerjaan, fokuslah pada apa yang bisa diperbaiki, bukan pada rasa malu atau takut dihakimi.

3. Cari Dukungan

Bicarakan perasaanmu dengan orang yang kamu percayai, seperti teman, mentor, atau terapis. Kadang, mendengar sudut pandang orang lain bisa membantu mengubah cara kamu melihat dirimu sendiri.

  • Tips: Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung pertumbuhanmu, misalnya kelompok diskusi atau coaching.

4. Belajar Menerima Pujian

Saat seseorang memberi pujian, cukup katakan, “Terima kasih,” tanpa perlu merendahkan diri atau menyebutkan keberuntungan.

  • Latihan: Coba tulis tiga hal yang kamu lakukan dengan baik setiap hari. Ini membantu membangun kepercayaan diri.

5. Fokus pada Fakta, Bukan Perasaan

Kalau kamu mulai merasa “tidak layak,” tanyakan pada dirimu:

  • Apakah ada bukti bahwa aku tidak kompeten?
  • Apa yang sebenarnya sudah aku capai sejauh ini?

Kebanyakan, kamu akan menyadari bahwa perasaanmu tidak sejalan dengan realita.


Contoh Praktis Menghadapi Imposter Syndrome

Misalnya, kamu baru saja dipromosikan menjadi kepala tim di kantor. Tapi, bukannya bangga, kamu malah merasa tidak pantas. Kamu takut anggota timmu tidak menghormatimu.

Untuk menghadapi situasi ini:

  1. Akui perasaan itu. Katakan, “Wajar aku merasa cemas, tapi ini bukan berarti aku tidak mampu.”
  2. Tuliskan semua pengalaman dan keterampilan yang membawamu ke posisi ini. Ingatkan dirimu bahwa promosi itu adalah hasil kerja kerasmu.
  3. Berbicara dengan kolega atau mentor yang mendukungmu. Mereka bisa membantu memberi perspektif yang lebih objektif.

Kesimpulan

Imposter Syndrome bukan tanda bahwa kamu lemah. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa kamu peduli dengan kualitas kerja dan dirimu sendiri.

Selama kamu bisa mengelolanya dengan baik, perasaan ini bisa menjadi pemacu untuk terus belajar dan berkembang. Tapi, jangan biarkan perasaan “tidak layak” menguasaimu. Kamu punya kemampuan dan pencapaian yang nyata.

Ingat, setiap orang yang kamu anggap hebat sekalipun pasti pernah merasa ragu. Jadi, daripada berfokus pada apa yang kurang, belajarlah untuk merayakan setiap langkah kecil yang sudah kamu ambil. Kamu pantas ada di sini. 😊

Profil coach Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285

Kamu harus tau ini ! JOMO Rahasia Hidup happy gak usah ngikutin trend.

Kamu pernah nggak, ngerasa bahagia banget waktu nggak ikutan acara yang ramai dibahas teman-teman? Misalnya, ada pesta besar yang semua orang kayaknya wajib hadir, tapi kamu malah memilih malam santai di rumah, nonton serial favorit, atau baca buku yang udah lama kamu...

Ternyata FOMO yang bikin millenial dan gen-z gak bisa kaya, Jangan sampai kamu kena juga ya !

Gak tenang rasanya kamu sedang bersantai di rumah setelah hari yang panjang. Kamu buka Instagram, scroll sebentar, lalu tiba-tiba hatimu terasa aneh. Teman-temanmu lagi hangout di kafe baru, seseorang yang kamu kenal posting foto liburan di Bali, dan ada workshop...

Stop dengerin Motivasi ! toxic positivity gak akan buat kamu jadi sukses.

Cape gak ? Kesel gak ? Kamu baru saja menghadapi hari yang berat di kantor. Proyek besar yang kamu kerjakan selama berminggu-minggu gagal total. Atasan kecewa, timmu frustasi, dan kamu merasa hancur. Saat kamu menceritakan masalah ini ke teman dekat, dia hanya...

Kamu gak mau jadi ODGJ kan ? Makanya Jangan lupa lakukan self care !

Coba ingat momen ini: kamu pulang kerja setelah hari yang sangat sibuk. Deadline bertumpuk, bos terus menekan, dan kolega memintamu membantu tugas mereka. Sampai di rumah, kamu duduk di sofa sambil memegang ponsel, tapi bukannya merasa rileks, kamu malah semakin...

Stop nonton video atau seminar motivasi kalau kamu masih ada Inferiority Complex. ! Solusinya ada disini.

Merangkul Diri Sendiri: Memahami dan Mengatasi Inferiority Complex Kamu pasti pernah berada di posisi ini: ada acara reuni sekolah, semua orang terlihat sukses—ada yang jadi CEO, ada yang sering jalan-jalan ke luar negeri, dan ada juga yang baru beli rumah mewah. Kamu...

Gak bagus ! Tapi wajar kok mood swings, tapi jangan kelamaan ya. Kamu harus selesaikan dengan cara ini..

Ketika Mood Seperti Roller Coaster: Memahami Mood Swings Pernah nggak, dalam sehari, kamu merasa senang banget pagi-pagi, lalu tiba-tiba siang hari rasanya semuanya salah, terus malamnya kamu menangis tanpa alasan yang jelas? Itu yang disebut dengan mood...

Siapa yang jadi penghambat kamu sukses ? Diri kamu sendiri ! Kamu lagi self sabotage ! 

Ketika Kamu Jadi Musuh Terbesar Dirimu Sendiri: Memahami Self-Sabotage Kamu baru saja mendapatkan kesempatan emas—promosi yang sudah lama kamu impikan. Tapi entah kenapa, alih-alih langsung mengambil langkah maju, kamu malah menunda-nunda mengerjakan presentasi...

Cara terefektif buat stress ! Runination. Kamu pasti pernah ngalamin kan ? ato lagi ngalamin ?

Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.  Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar,...

Pada akhirnya ini yang akan buat hidup kamu bahagia ! Self Actualization. Semakin cepet sadar semakin bagus

Kamu pernah mengalami ini ? Atau sedang mengalami ini ? sedang duduk di ruang kerja, memandangi layar laptop, merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Pekerjaan berjalan lancar, keluarga mendukung, teman-teman pun selalu ada untukmu. Tapi tetap saja, ada...

Kamu punya teman yang gak suka diajak pergi ? bukan sombong tapi dia punya social anxiety.

Misalkan Kamu dan temanmu, sebut saja Nina, duduk di sebuah kafe. Kamu menikmati suasana, tetapi Nina terlihat gelisah. Dia terus-menerus memeriksa sekelilingnya, seperti memastikan tidak ada yang memperhatikan. Ketika pelayan datang, kamu yang akhirnya memesan...