Hari itu, kamu sedang duduk di sebuah kafe, menikmati secangkir kopi setelah hari yang panjang di kantor. Tapi meski suasananya tenang, pikiranmu justru tidak berhenti bergerak. Setiap pintu yang terbuka membuatmu menoleh. Suara tawa dari meja sebelah terasa terlalu keras di telingamu. Bahkan gerakan pelayan yang hanya sedang mengisi air di meja lain membuatmu merasa gelisah.

Bukannya menikmati waktu istirahat, kamu malah merasa tubuhmu tegang, seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi kapan saja. Rasanya seperti berjaga-jaga tanpa henti, walaupun sebenarnya tidak ada ancaman nyata. Kamu mulai bertanya-tanya, “Kenapa aku selalu merasa seperti ini? Apakah ini normal?”


Hypervigilance

Apa Itu Hypervigilance dalam Psikologi?

Hypervigilance adalah keadaan kewaspadaan yang berlebihan, di mana seseorang terus-menerus memperhatikan lingkungan sekitarnya untuk mencari ancaman, bahkan ketika sebenarnya tidak ada bahaya nyata. Ini sering muncul sebagai respons dari pengalaman traumatis atau situasi stres yang berkepanjangan.

Kondisi ini sering terkait dengan gangguan kecemasan, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), atau situasi yang membuat seseorang merasa kehilangan kontrol. Misalnya, seseorang yang pernah menjadi korban perampokan mungkin menjadi sangat peka terhadap suara langkah kaki atau pintu yang terbuka.

Ciri-ciri Hypervigilance:

  1. Merasa selalu gelisah atau waspada.
  2. Sulit untuk rileks bahkan di lingkungan yang aman.
  3. Reaksi berlebihan terhadap suara atau gerakan kecil.
  4. Kesulitan tidur karena perasaan tegang.
  5. Sulit fokus karena terlalu memperhatikan lingkungan sekitar.

Apa Bahaya dari Hypervigilance yang Tidak Terkelola?

  1. Kelelahan Fisik dan Mental
    Kewaspadaan yang berlebihan membuat tubuh dan pikiranmu selalu bekerja keras, seperti mesin yang tidak pernah dimatikan. Akibatnya, kamu bisa merasa lelah secara fisik dan emosional.
  2. Gangguan Hubungan
    Hypervigilance bisa membuatmu sulit mempercayai orang lain. Kamu mungkin sering salah mengartikan niat orang di sekitarmu, yang akhirnya menciptakan jarak dalam hubungan.
  3. Overthinking dan Stres Berlebihan
    Orang dengan hypervigilance cenderung membayangkan skenario terburuk, bahkan untuk hal-hal kecil. Ini bisa membuat stres yang tidak perlu dan mempersulit pengambilan keputusan.
  4. Kesulitan Menikmati Kehidupan
    Ketika kamu selalu fokus pada potensi ancaman, sulit untuk menikmati momen-momen sederhana dalam hidup.

Adakah Sisi Positif dari Hypervigilance?

Menariknya, dalam dosis kecil dan situasi yang tepat, hypervigilance bisa menjadi kekuatan.

  1. Kesadaran Lingkungan yang Tinggi
    Orang yang memiliki hypervigilance seringkali lebih peka terhadap detail kecil, yang bisa bermanfaat dalam pekerjaan seperti keamanan, investigasi, atau manajemen risiko.
  2. Kemampuan Mengantisipasi Masalah
    Hypervigilance membuatmu lebih waspada terhadap potensi masalah sebelum terjadi, sehingga kamu bisa mempersiapkan solusi lebih awal.
  3. Empati yang Tinggi
    Orang dengan hypervigilance sering memiliki kepekaan emosional yang tinggi, yang bisa membantu mereka memahami perasaan orang lain lebih baik.

cara Hypervigilance

Bagaimana Melakukan Hypervigilance yang Sehat?

Hypervigilance tidak selalu buruk, tapi penting untuk mengelolanya agar tidak mengganggu kualitas hidup. Berikut adalah langkah-langkah praktis:

  1. Latih Mindfulness
    Mindfulness adalah cara untuk membawa perhatianmu kembali ke saat ini, tanpa terlalu memikirkan kemungkinan ancaman di masa depan.
    • Contoh Praktis: Saat merasa tegang, tarik napas dalam-dalam selama 4 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan perlahan selama 4 detik. Ulangi hingga merasa lebih tenang.
  2. Kenali dan Tantang Pikiran Berlebihan
    Coba tanyakan pada dirimu sendiri: “Apakah ancaman ini benar-benar nyata, atau hanya ketakutan yang tidak berdasar?”
    • Tips: Tuliskan apa yang membuatmu merasa gelisah, lalu cari bukti yang mendukung atau membantah ketakutan itu.
  3. Buat Zona Aman
    Ciptakan lingkungan di mana kamu merasa aman, baik secara fisik maupun emosional. Ini bisa berupa ruangan di rumahmu, atau bahkan waktu khusus untuk dirimu sendiri tanpa gangguan.
  4. Batasi Konsumsi Informasi Negatif
    Terlalu banyak membaca berita buruk atau konten negatif bisa memicu hypervigilance. Cobalah untuk membatasi waktu yang kamu habiskan untuk hal-hal ini.
  5. Dapatkan Dukungan Profesional
    Jika hypervigilance sudah sangat mengganggu hidupmu, berbicara dengan psikolog atau konselor bisa sangat membantu. Mereka dapat membantumu memahami akar masalah dan memberikan strategi untuk mengatasinya.

Contoh Situasi dan Solusi

Situasi: Kamu selalu merasa gelisah saat berada di tempat umum, karena khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk.

  • Solusi: Sebelum pergi ke tempat umum, lakukan latihan pernapasan untuk menenangkan tubuhmu. Fokuskan perhatianmu pada hal-hal positif, seperti tujuanmu ke tempat itu atau orang yang akan kamu temui.

Situasi: Di kantor, kamu sering mengira rekan kerjamu membicarakanmu di belakang.

  • Solusi: Alih-alih langsung bereaksi, coba tanyakan pada dirimu, “Apa aku punya bukti nyata untuk perasaan ini, atau ini hanya kecemasan berlebih?”

Kesimpulan

Hypervigilance adalah alarm mental yang kadang terlalu sensitif. Ketika dikelola dengan baik, kewaspadaan ini bisa menjadi kekuatan, tapi jika dibiarkan, ia dapat menguras energi dan kebahagiaanmu.

Jadi, saat kamu merasa terlalu waspada tanpa alasan yang jelas, ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk menurunkan “radar”-mu. Hidup bukan hanya tentang berjaga-jaga, tapi juga tentang menikmati setiap momen dengan tenang dan penuh makna. 🌟

Profil coach Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285

Ingin Meningkatkan Kepercayaan Diri, Karir atau Bisnis? Yuk Ikut Seminar Public Speaking di Bandung

Mau Ebook & Webinar Gratis

ebook gratis

Silahkan Isi Form Berikut Ini Dulu :

Stop nonton video atau seminar motivasi kalau kamu masih ada Inferiority Complex. ! Solusinya ada disini.

Merangkul Diri Sendiri: Memahami dan Mengatasi Inferiority Complex Kamu pasti pernah berada di posisi ini: ada acara reuni sekolah, semua orang terlihat sukses—ada yang jadi CEO, ada yang sering jalan-jalan ke luar negeri, dan ada juga yang baru beli rumah mewah. Kamu...

Gak bagus ! Tapi wajar kok mood swings, tapi jangan kelamaan ya. Kamu harus selesaikan dengan cara ini..

Ketika Mood Seperti Roller Coaster: Memahami Mood Swings Pernah nggak, dalam sehari, kamu merasa senang banget pagi-pagi, lalu tiba-tiba siang hari rasanya semuanya salah, terus malamnya kamu menangis tanpa alasan yang jelas? Itu yang disebut dengan mood...

Siapa yang jadi penghambat kamu sukses ? Diri kamu sendiri ! Kamu lagi self sabotage ! 

Ketika Kamu Jadi Musuh Terbesar Dirimu Sendiri: Memahami Self-Sabotage Kamu baru saja mendapatkan kesempatan emas—promosi yang sudah lama kamu impikan. Tapi entah kenapa, alih-alih langsung mengambil langkah maju, kamu malah menunda-nunda mengerjakan presentasi...

Cara terefektif buat stress ! Runination. Kamu pasti pernah ngalamin kan ? ato lagi ngalamin ?

Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.  Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar,...

Pada akhirnya ini yang akan buat hidup kamu bahagia ! Self Actualization. Semakin cepet sadar semakin bagus

Kamu pernah mengalami ini ? Atau sedang mengalami ini ? sedang duduk di ruang kerja, memandangi layar laptop, merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Pekerjaan berjalan lancar, keluarga mendukung, teman-teman pun selalu ada untukmu. Tapi tetap saja, ada...

Kamu punya teman yang gak suka diajak pergi ? bukan sombong tapi dia punya social anxiety.

Misalkan Kamu dan temanmu, sebut saja Nina, duduk di sebuah kafe. Kamu menikmati suasana, tetapi Nina terlihat gelisah. Dia terus-menerus memeriksa sekelilingnya, seperti memastikan tidak ada yang memperhatikan. Ketika pelayan datang, kamu yang akhirnya memesan...

Nyesel banget harusnya dari dulu tau Kalau teman saya punya ciri ciri Narcissistic Personality Disorder, Cek temen kamu juga ya

Kamu punya teman, sebut saja namanya Ryan. Ryan ini selalu jadi orang pertama yang angkat bicara dalam grup. Kalau ada cerita, dia selalu memastikan ceritanya adalah yang paling seru, paling penting, dan tentu saja, semua mata harus tertuju padanya. Awalnya, kamu...

Hal terpenting di dunia. Saat ini. Lakukan terbaik dengan mindfullness

Yesterday is history, Tomorrow is mystery, Now is a gift. That’s why we called it present. Kamu pernah nggak merasa kayak hidupmu berjalan di autopilot? Jalan sendiri gak jelas arahnya Misalnya, kamu sedang minum kopi di pagi hari, tapi pikiranmu sudah sibuk...

Kamu tuh pinter tapi sayang neuroplasticity kamu jelek. Mau tingkatin neuroplasticity? Pelajari disini.

Kamu pernah nggak merasa stuck, seperti nggak bisa belajar hal baru atau sulit berubah dari kebiasaan lama? Contohnya, saat kamu mencoba belajar bahasa baru, rasanya otakmu seperti "nggak mau jalan." Tapi, suatu hari, ada momen kecil yang mengubah segalanya. Misalnya,...

Pantes gak kritis, kamu kejebak confirmation bias kan ? Pelajari biar kamu lebih kritis.

Bayangkan ini: Kamu sedang berdiskusi dengan teman-teman kantor tentang proyek baru. Kamu yakin banget bahwa ide yang kamu ajukan adalah yang paling efektif. Lalu, ketika ada data yang menunjukkan kalau pendekatan lain mungkin lebih baik, kamu malah sibuk mencari...