• Contoh Nyata Kegagalan Bisnis karena Kurang Critical Thinking
  • Akar Masalah: Mengapa Ini Terjadi?
  • Solusi: Bagaimana Mencegahnya dengan In-House Training?



Kita sering dengar cerita sukses bisnis, tapi justru dari kegagalanlah pelajaran terbaik muncul. Salah satu penyebab utama gagalnya keputusan bisnis? Kurangnya critical thinking. Tanpa analisis mendalam, risiko diabaikan, asumsi dianggap fakta, dan uang pun bisa menguap begitu saja.

in-house-training-karyawan-baru

Nah, artikel ini akan membongkar contoh nyata perusahaan yang jatuh karena keputusan gegabah, plus solusi praktis lewat in-house training untuk memastikan tim Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Contoh Nyata Kegagalan Bisnis karena Kurang Critical Thinking

Kodak yang Menolak Digital
Di era 90-an, Kodak sebenarnya sudah mengembangkan kamera digital pertama. Tapi mereka terlalu fokus pada bisnis film tradisional dan mengabaikan ancaman disruptif. Hasilnya? Bangkrut di 2012.

Masalah: Tim eksekutif terjebak dalam status quo bias—enggan mengkritisi model bisnis sendiri.

Blockbuster vs. Netflix
Tahun 2000, Netflix menawarkan kerja sama ke Blockbuster untuk mengelola bisnis streaming. Blockbuster menolak mentah-mentah karena terlalu yakin dengan model rental fisik. Sekarang? Netflix bernilai ratusan miliar, Blockbuster tinggal sejarah.

Masalah: Kurangnya scenario planning dan evaluasi tren pasar.

Nokia Gagal Beradaptasi dengan Smartphone
Nokia pernah jadi raja ponsel dunia, tapi terlambat merespons permintaan smartphone. Mereka mengira pasar akan tetap setia pada produk fisik yang “cukup baik”.

Masalah: Tim R&D tidak cukup kritis menantang asumsi tentang kebutuhan konsumen.

in-house-training-masa-krisis

Akar Masalah: Mengapa Ini Terjadi?


Dari contoh di atas, pola serupa muncul:

Keputusan berdasarkan insting, bukan data. Banyak pemimpin mengandalkan gut feeling tanpa uji validitas.

Takut pada perubahan. Critical thinking butuh keberanian untuk mempertanyakan cara lama.

Tim tidak terlatih untuk berpikir kritis. Tanpa budaya diskusi terbuka, ide-ide kritis dianggap “negatif”.

Solusi: Bagaimana Mencegahnya dengan In-House Training?


Ini bukan soal menyalahkan masa lalu, tapi memperbaiki cara tim Anda membuat keputusan ke depan. Caranya?

Bangun Kebiasaan Critical Thinking lewat Pelatihan Rutin

Workshop problem-solving frameworks seperti Six Thinking Hats atau 5 Whys untuk membantu tim melihat masalah dari sudut berbeda.

Latihan studi kasus nyata dari industri Anda.

Dorong Budaya Bertanya

Ajarkan tim untuk selalu mempertanyakan: “Apa buktinya?”, “Apa risiko yang terlewat?”, “Bagaimana jika skenario terburuk terjadi?”

Integrasikan dengan Proses Bisnis

Misal, sebelum launching produk, wajibkan sesi pre-mortem analysis: bayangkan produk gagal, lalu identifikasi penyebabnya sejak awal.

In-House Training yang Customized

Program pelatihan in-house lebih efektif karena:

Materi disesuaikan dengan tantangan spesifik perusahaan Anda.

Tim bisa langsung praktik dalam konteks kerja nyata.


Kegagalan bisnis sering bermula dari keputusan yang tidak diuji secara kritis. Tapi kabar baiknya, critical thinking bisa dipelajari dan dilatih. Mulailah dengan membekali tim Anda dengan skills ini lewat in-house training yang terstruktur.

Tingkatkan skill dan performa tim Anda bersama kami.

PelatihanSoftSkill #LevelUpYourSkill