Ceritanya, kamu adalah seorang manajer baru di sebuah perusahaan. Ada seorang karyawan, Andi, yang kelihatannya selalu datang tepat waktu dan rajin menyelesaikan pekerjaannya. Tapi, kamu merasa ada yang kurang. Kinerjanya konsisten, tapi dia terlihat datar—seolah-olah bekerja hanya karena kewajiban.

Suatu hari, kamu mencoba pendekatan baru. Saat rapat, kamu bilang, “Andi, saya perhatikan kamu selalu tepat waktu dan kerjaanmu selesai dengan rapi. Itu sangat membantu tim kita untuk tetap terorganisir. Terima kasih banyak, ya.”

Wajah Andi berubah. Dia tersenyum, dan sejak hari itu, kamu melihat dia mulai lebih antusias, bahkan menawarkan ide-ide baru di rapat berikutnya.

Apa yang terjadi di sini? Kamu baru saja menggunakan positive reinforcement—sebuah langkah kecil yang bisa menghasilkan perubahan besar.


positive reinforcement

Apa Itu Positive Reinforcement dalam Psikologi?

Positive reinforcement adalah salah satu konsep utama dalam psikologi perilaku yang diperkenalkan oleh B.F. Skinner. Secara sederhana, ini adalah pemberian penghargaan atau respon positif untuk memperkuat perilaku yang diinginkan, sehingga perilaku tersebut lebih mungkin dilakukan lagi di masa depan.

Contoh sehari-hari?

  • Kamu memuji anakmu karena merapikan mainannya, sehingga dia lebih sering melakukannya.
  • Atasan memberikan bonus karena hasil kerja tim yang memuaskan.

Positive reinforcement bekerja karena manusia secara alami suka merasa dihargai dan diakui. Ketika kita mendapatkan respons positif, otak kita melepaskan dopamin, hormon kebahagiaan, yang membuat kita ingin mengulangi perilaku tersebut.


Apa Bahaya Positive Reinforcement yang Berlebihan?

Tapi tunggu dulu, terlalu banyak hal baik juga bisa jadi bumerang.

  1. Kecanduan Penghargaan
    Kalau seseorang terlalu sering diberi penghargaan tanpa alasan yang jelas, mereka bisa menjadi terlalu bergantung pada penghargaan itu. Akhirnya, mereka hanya termotivasi untuk melakukan sesuatu demi penghargaan, bukan karena benar-benar ingin.
    Contoh: Anak yang hanya mau belajar kalau dijanjikan hadiah akan kehilangan motivasi untuk belajar demi dirinya sendiri.
  2. Menurunkan Nilai Penghargaan
    Kalau penghargaan diberikan terlalu sering atau tanpa alasan yang kuat, nilainya bisa terasa biasa saja. Ini seperti memberi pujian “bagus banget” setiap kali seseorang melakukan hal kecil. Lama-lama, kata-kata itu kehilangan maknanya.
  3. Mengabaikan Peningkatan Diri
    Kadang, penghargaan yang terlalu sering diberikan membuat orang berhenti mencoba memperbaiki diri. Mereka merasa cukup dengan apa yang ada dan tidak lagi termotivasi untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

cara positive reinforcement

Bagaimana Menggunakan Positive Reinforcement yang Sehat?

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari positive reinforcement, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

1. Spesifik dalam Memberikan Penghargaan

Jangan hanya bilang, “Bagus, ya.” Jelaskan apa yang bagus dari perilaku mereka.

  • Contoh: Daripada bilang, “Kerjamu hebat,” coba katakan, “Presentasi tadi sangat jelas, dan data yang kamu sajikan benar-benar membantu tim memahami situasi.”

2. Berikan Penghargaan pada Waktu yang Tepat

Positive reinforcement paling efektif jika diberikan segera setelah perilaku yang diinginkan. Ini membantu orang menghubungkan perilaku mereka dengan penghargaan yang diberikan.

3. Gunakan Variasi Penghargaan

Penghargaan tidak selalu harus berupa sesuatu yang besar seperti bonus atau hadiah. Kata-kata pujian, pengakuan di depan tim, atau bahkan waktu istirahat ekstra bisa menjadi bentuk positive reinforcement yang kuat.

4. Jangan Berlebihan

Pastikan penghargaan diberikan dengan proporsi yang sesuai. Pujian yang terlalu sering atau berlebihan bisa terasa tidak tulus.

5. Dorong Motivasi Intrinsik

Positive reinforcement seharusnya membantu orang mengembangkan motivasi dari dalam diri mereka, bukan membuat mereka bergantung pada penghargaan eksternal.


Contoh Kasus dan Solusi

Situasi: Kamu adalah seorang guru, dan muridmu, Sarah, berhasil menyelesaikan PR matematika lebih cepat dari biasanya.

  • Respon Berlebihan: Memberikan hadiah besar setiap kali dia menyelesaikan PR.
  • Respon Sehat: Katakan, “Sarah, saya lihat kamu menyelesaikan soal-soalnya dengan cepat dan benar. Itu luar biasa! Coba kamu bagikan caranya ke teman-temanmu, ya.”

Situasi: Dalam tim kerja, salah satu anggota sering memberikan ide kreatif.

  • Respon Berlebihan: Memberikan pujian tanpa henti setiap kali dia berbicara.
  • Respon Sehat: Berikan pengakuan yang tulus dan tepat waktu, seperti, “Ide tentang strategi pemasaran baru tadi benar-benar segar. Saya rasa itu bisa menjadi salah satu poin utama dalam rencana kita.”

Kesimpulan

Positive reinforcement adalah alat sederhana tapi sangat ampuh untuk memotivasi dan memperkuat perilaku baik. Namun, seperti halnya alat lainnya, cara penggunaannya sangat penting. Dengan memberikan penghargaan yang spesifik, tulus, dan tepat waktu, kamu bisa membantu orang di sekitar kamu mencapai potensi terbaik mereka.

Ingat, pada akhirnya, tujuan kita adalah membantu orang-orang merasa dihargai, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus berkembang tanpa terlalu bergantung pada penghargaan eksternal. Jadi, yuk, coba praktikkan dalam kehidupan sehari-hari! 😊

Profil coach Roy Biantoro
Seorang pengusaha muda yang sering berbagi ke berbagai perusahaan, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Coach Roy udah membagikan ilmu di bidang penjualan (selling), komunikasi, kepemimpinan, kerjasama tim, pelayanan serta bagaimana meningkatkan motivasi tim.
Ayo rasakan perubahan di tim Anda dengan training bersama coach Roy Biantoro. Hubungi kami di 08954 1283 3285

Ingin Meningkatkan Kepercayaan Diri, Karir atau Bisnis? Yuk Ikut Seminar Public Speaking di Bandung

Mau Ebook & Webinar Gratis

ebook gratis

Silahkan Isi Form Berikut Ini Dulu :

Siapa yang jadi penghambat kamu sukses ? Diri kamu sendiri ! Kamu lagi self sabotage ! 

Ketika Kamu Jadi Musuh Terbesar Dirimu Sendiri: Memahami Self-Sabotage Kamu baru saja mendapatkan kesempatan emas—promosi yang sudah lama kamu impikan. Tapi entah kenapa, alih-alih langsung mengambil langkah maju, kamu malah menunda-nunda mengerjakan presentasi...

Cara terefektif buat stress ! Runination. Kamu pasti pernah ngalamin kan ? ato lagi ngalamin ?

Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.  Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar,...

Pada akhirnya ini yang akan buat hidup kamu bahagia ! Self Actualization. Semakin cepet sadar semakin bagus

Kamu pernah mengalami ini ? Atau sedang mengalami ini ? sedang duduk di ruang kerja, memandangi layar laptop, merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Pekerjaan berjalan lancar, keluarga mendukung, teman-teman pun selalu ada untukmu. Tapi tetap saja, ada...

Kamu punya teman yang gak suka diajak pergi ? bukan sombong tapi dia punya social anxiety.

Misalkan Kamu dan temanmu, sebut saja Nina, duduk di sebuah kafe. Kamu menikmati suasana, tetapi Nina terlihat gelisah. Dia terus-menerus memeriksa sekelilingnya, seperti memastikan tidak ada yang memperhatikan. Ketika pelayan datang, kamu yang akhirnya memesan...

Nyesel banget harusnya dari dulu tau Kalau teman saya punya ciri ciri Narcissistic Personality Disorder, Cek temen kamu juga ya

Kamu punya teman, sebut saja namanya Ryan. Ryan ini selalu jadi orang pertama yang angkat bicara dalam grup. Kalau ada cerita, dia selalu memastikan ceritanya adalah yang paling seru, paling penting, dan tentu saja, semua mata harus tertuju padanya. Awalnya, kamu...

Hal terpenting di dunia. Saat ini. Lakukan terbaik dengan mindfullness

Yesterday is history, Tomorrow is mystery, Now is a gift. That’s why we called it present. Kamu pernah nggak merasa kayak hidupmu berjalan di autopilot? Jalan sendiri gak jelas arahnya Misalnya, kamu sedang minum kopi di pagi hari, tapi pikiranmu sudah sibuk...

Kamu tuh pinter tapi sayang neuroplasticity kamu jelek. Mau tingkatin neuroplasticity? Pelajari disini.

Kamu pernah nggak merasa stuck, seperti nggak bisa belajar hal baru atau sulit berubah dari kebiasaan lama? Contohnya, saat kamu mencoba belajar bahasa baru, rasanya otakmu seperti "nggak mau jalan." Tapi, suatu hari, ada momen kecil yang mengubah segalanya. Misalnya,...

Pantes gak kritis, kamu kejebak confirmation bias kan ? Pelajari biar kamu lebih kritis.

Bayangkan ini: Kamu sedang berdiskusi dengan teman-teman kantor tentang proyek baru. Kamu yakin banget bahwa ide yang kamu ajukan adalah yang paling efektif. Lalu, ketika ada data yang menunjukkan kalau pendekatan lain mungkin lebih baik, kamu malah sibuk mencari...

2 tipe manusia waktu ngadepin masalah, flight or fight. Mana yang bagus buat mental health ?

Bayangkan ini, kamu sedang berada di ruang kerja, tenggelam dalam laporan yang harus selesai sebelum jam lima sore. Tiba-tiba, bosmu masuk dengan wajah serius dan berkata, “Ada masalah besar. Klien kita tidak puas, dan kita butuh solusi cepat!” Kamu langsung merasa...

Setelah kamu paham attachment styles kamu gak bakal bingung lagi kalau di ghosting sahabatmu

Kamu punya dua teman baik: Rina dan Dika. Ketika kamu tiba-tiba menghilang dari grup chat selama seminggu karena sibuk, respons mereka benar-benar berbeda. Rina langsung menelpon, bertanya apakah kamu baik-baik saja. Nada suaranya terdengar cemas, tapi dia juga...