Membaca karakter seseorang itu sangat penting didunia public speaking,namun sebagian orang tidak mengetahui cara membaca karakter seseorang dengan benar.

Sebagai contoh kenapa hal ini termasuk ilmu yg sangat penting yg harus dimiliki oleh public speaker adalah.

Sehari setelah memorial day tahun ini, Sebuah foto di halaman The wall street journal membahas tentang bahasa tubuh.

Foto itu menunjukan Presiden Trump dan perdana mentri jepang Shinzo Abe yg sedang berjabat tangan sehari sebelumnya yg memiliki keterangan tersembunyi di dalamnya.

Saya selalu mengatakan bahwa, memahami kode kontekstual dari headline adalah ujian yg baik untuk perusahaan.

Ketika foto itu dipelajari lebih lanjut, keterangan tersembunyi itu menyatakan bahwa presiden dan perdana menteri tidak setuju dengan uji coba rudal terbaru korea utara.

Dan apakah ketidaksepakatan itu terlihat jelas dari foto tersebut ? Meskipun Trump dan Abe berjabat tangan (gerakan yang sepenuhnya sopan), keduanya menyeringai. Ekspresi mereka mengatakan dengan keras, “Kita harus melakukan ini hanya didepan kamera saja”

Cara membaca karakter seseorang adalah mengetahui kanvas pikiran para audiens.

Sebagai manusia, kita secara unik siap untuk memperhatikan apa yang ditunjukkan oleh wajah dari satu sama lain.

Kita tidak hanya bisa mengenali satu sama lain dari sebuah petunjuk saja, biasanya kita juga menafsirkan berbagai reaksi berdasarkan apa yg ditunjukan oleh 43 otot diwajah dalam berbagai konfigurasinya.

Kami menyebut otot-otot wajah ini “ekspresi” . Ekspresi mempunyai respon emosional yg membuat orang itu terlihat.

Bentuk komunikasi yang indah ini dapat menyampaikan nuansa emosi yang sangat halus, dan merupakan cara yang mudah dan praktis bagi orang-orang yang tidak memiliki bahasa yang sama untuk saling memahami.

Mengingat bahwa audiens memiliki sifat yg cukup beragam, Dengan ekspresi kamu tidak perlu memahami dan memikirkan apa yg audiens pikirkan tentang kamu.

Apakah kamu membaca karakter audiens kamu ?

Mari kita mulai dengan menafsirkan apa yang kamu lihat. Untuk seorang profesional seperti agen bea cukai, personel penegak hukum, dan pengacara pemeriksa silang, mengenai cara menghindar dan penipuan berdasarkan wajah adalah hal yg  sangat penting.

Sebagai pembicara public speaking, Apapun topik kamu, dan terlepas dari seberapa siap kamu, memperhatikan komunikasi nonverbal pendengar adalah cara yg tepat untuk menyesuaikan apa yang kamu katakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Apakah hal ini sangat diperlukan ?

Hal ini diperlukan karena kamu memerlukan barometer untuk memberitahu, apakah konten kamu terhubung dengan audiens atau tidak.

Karena sebagian besar waktu berbicara diambil oleh kamu dan audiens hanya diam. tanda-tanda nonverbal ini dapat membantu kamu agar tetap pada sasaran.

Dan jangan pernah berfikir bahwa kamu memerlukan bakat khusus untuk melakukan hal ini.

Karena kita semua terbiasa membaca emosi kuat yang terkadang muncul di wajah orang lain, meskipun kita tidak mendapatkan pelatihan apa pun untuk melakukannya.

Bagaimana dengan wajah kamu sendiri ?

Sama pentingnya dengan memperhatikan apa yang dikatakan oleh pendengar kepada kamu secara langsung, kamu juga harus bisa membalas kesopanan mereka.

Isi pidato dan presentasi tidak akan membuat kamu terhubung.Penonton bukanlah pihak untuk menyatukannya,dan itu semua dilakukan sebelum ‘present tense’ pidato kamu dimulai.

Disinilah kinerja akan sangat dibutuhkan. Sebagai pembicara, kamu harus memiliki dua alat dasar untuk mengelola bagian persamaan yaitu suara dan ekspresi.

Pada titik ini, kamu harus tahu apakah kamu memiliki wajah yang ekspresif atau tidak.Jika tidak, itu adalah kegagalan yg harus kamu perhatikan ketika menjadi public speaker.

Bersikaplah jujur ​​dan ekspresif (dan sedikit tidak takut) dengan apa yang kamu tunjukan saat public speaking.

Masih gugup atau takut saat berbicara depan umum ? atau berniat menjadi pembicara untuk acara seminar dan pidato ? atau ingin jadi pembicara yg baik untuk konten pribadi kamu ?

Hubungi Pelatihan soft skill sekarang juga !! KLIK DISINI 

ATAU klik tombol hubungi kami.

Disini kamu akan diberikan materi dan bimbingan cara menjadi pembicara yg benar, meningkatkan rasa percaya diri, dan melatih mental kamu agar berani berbicara didepan umum.

Yuk tunggu apalagi !! hubungi pelatihan softskill sekarang juga.

Artikel by Resty Noviani

Ingin Meningkatkan Kepercayaan Diri, Karir atau Bisnis? Yuk Ikut Seminar Public Speaking di Bandung

Mau Ebook & Webinar Gratis

ebook gratis

Silahkan Isi Form Berikut Ini Dulu :

Siapa yang jadi penghambat kamu sukses ? Diri kamu sendiri ! Kamu lagi self sabotage ! 

Ketika Kamu Jadi Musuh Terbesar Dirimu Sendiri: Memahami Self-Sabotage Kamu baru saja mendapatkan kesempatan emas—promosi yang sudah lama kamu impikan. Tapi entah kenapa, alih-alih langsung mengambil langkah maju, kamu malah menunda-nunda mengerjakan presentasi...

Cara terefektif buat stress ! Runination. Kamu pasti pernah ngalamin kan ? ato lagi ngalamin ?

Pernah gak ? : Kamu baru saja selesai meeting, dan di akhir sesi, kamu merasa ada sesuatu yang kurang pas. Mungkin presentasimu tadi sedikit berantakan, atau kamu lupa menyebutkan satu poin penting.  Malam harinya, alih-alih tidur, pikiranmu terus berputar,...

Pada akhirnya ini yang akan buat hidup kamu bahagia ! Self Actualization. Semakin cepet sadar semakin bagus

Kamu pernah mengalami ini ? Atau sedang mengalami ini ? sedang duduk di ruang kerja, memandangi layar laptop, merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Pekerjaan berjalan lancar, keluarga mendukung, teman-teman pun selalu ada untukmu. Tapi tetap saja, ada...

Kamu punya teman yang gak suka diajak pergi ? bukan sombong tapi dia punya social anxiety.

Misalkan Kamu dan temanmu, sebut saja Nina, duduk di sebuah kafe. Kamu menikmati suasana, tetapi Nina terlihat gelisah. Dia terus-menerus memeriksa sekelilingnya, seperti memastikan tidak ada yang memperhatikan. Ketika pelayan datang, kamu yang akhirnya memesan...

Nyesel banget harusnya dari dulu tau Kalau teman saya punya ciri ciri Narcissistic Personality Disorder, Cek temen kamu juga ya

Kamu punya teman, sebut saja namanya Ryan. Ryan ini selalu jadi orang pertama yang angkat bicara dalam grup. Kalau ada cerita, dia selalu memastikan ceritanya adalah yang paling seru, paling penting, dan tentu saja, semua mata harus tertuju padanya. Awalnya, kamu...

Hal terpenting di dunia. Saat ini. Lakukan terbaik dengan mindfullness

Yesterday is history, Tomorrow is mystery, Now is a gift. That’s why we called it present. Kamu pernah nggak merasa kayak hidupmu berjalan di autopilot? Jalan sendiri gak jelas arahnya Misalnya, kamu sedang minum kopi di pagi hari, tapi pikiranmu sudah sibuk...

Kamu tuh pinter tapi sayang neuroplasticity kamu jelek. Mau tingkatin neuroplasticity? Pelajari disini.

Kamu pernah nggak merasa stuck, seperti nggak bisa belajar hal baru atau sulit berubah dari kebiasaan lama? Contohnya, saat kamu mencoba belajar bahasa baru, rasanya otakmu seperti "nggak mau jalan." Tapi, suatu hari, ada momen kecil yang mengubah segalanya. Misalnya,...

Pantes gak kritis, kamu kejebak confirmation bias kan ? Pelajari biar kamu lebih kritis.

Bayangkan ini: Kamu sedang berdiskusi dengan teman-teman kantor tentang proyek baru. Kamu yakin banget bahwa ide yang kamu ajukan adalah yang paling efektif. Lalu, ketika ada data yang menunjukkan kalau pendekatan lain mungkin lebih baik, kamu malah sibuk mencari...

2 tipe manusia waktu ngadepin masalah, flight or fight. Mana yang bagus buat mental health ?

Bayangkan ini, kamu sedang berada di ruang kerja, tenggelam dalam laporan yang harus selesai sebelum jam lima sore. Tiba-tiba, bosmu masuk dengan wajah serius dan berkata, “Ada masalah besar. Klien kita tidak puas, dan kita butuh solusi cepat!” Kamu langsung merasa...

Mau terus semangat ? Kamu harus dapetin positive reinforcement waktu kerja ! 

Ceritanya, kamu adalah seorang manajer baru di sebuah perusahaan. Ada seorang karyawan, Andi, yang kelihatannya selalu datang tepat waktu dan rajin menyelesaikan pekerjaannya. Tapi, kamu merasa ada yang kurang. Kinerjanya konsisten, tapi dia terlihat datar—seolah-olah...